Whoosh~
Energi pedang beterbangan di langit, menghantam tubuh naga es dan terus menambah kekuatan segel. Naga es itu meraung ke langit dengan kekuatan begitu besar hingga panggung hancur berantakan, lalu menghembuskan napas dingin ke arah penonton.
Hembusan beku itu menyapu para murid yang tak sempat menghindar, membekukan mereka menjadi patung es dalam keadaan panik. Dinginnya begitu dalam hingga seolah membekukan jiwa mereka.
“Kita tamat! Langit dan bumi sudah mengamuk!”
Seorang tetua memegangi kepalanya, wajah pahit penuh penyesalan.
Ouyang Changqing murka begitu melihat para penggemarnya diserang Ye Lin.
“Hei, bocah wilayah barat, kau sudah gila, ya?!”
“Yang gila itu kau, Changqing!”
Tetua tadi menggeleng dan membentak,
“Sadarkah kau bencana apa yang sudah kau timbulkan? Evoking Heaven Art dan Heaven Sealing Art itu saling memicu!
Evoking Heaven Art itu ‘memecah’, membuka saluran ke dunia agar kau bisa menarik kekuatan dunia. Heaven Sealing Art itu ‘menyegel’ saluran dan kekuatan itu.
Biasanya, saat seorang kultivator memakai kekuatan dunia, setelah selesai kekuatan itu bakal buyar dan kembali ke alam semesta. Itu sifat alaminya.”
“Tapi yang kau lakukan adalah membuka saluran ke dunia… lalu menyegelnya. Begitu kau kehilangan kendali, kekuatan itu tidak bisa lagi kembali dan malah tumpah ke dunia tanpa henti, sambil mengamuk tanpa ada yang mengarahkannya. Inilah akibatnya!”
Mata Ouyang melotot, menggaruk-garuk kepala dengan gaya bodohnya.
“E-Elder, jadi maksud Anda… naga itu bukan lagi bocah wilayah barat itu, melainkan kumpulan kekuatan dunia? Tapi kenapa menyerang orang? Bukannya itu cuma energi?”
“Dunia punya energi spiritual—itu berarti ia juga punya kemauan sendiri!”
Tetua itu menghela napas berat.
“Selama ini, kalau seorang kultivator memanggil kekuatan dunia, ia masih bisa mengendalikan. Tapi sekarang kekuatannya sudah mengamuk, terkumpul di satu titik, lalu menyerap kehendak dunia.
Dengan langit dan bumi yang sudah ‘gila’, kau bahkan tidak bisa membayangkan bencana sebesar apa yang bisa mereka hasilkan. Itu sudah melampaui batas kemampuan manusia.”
Ouyang menatap naga es di kejauhan dengan dahi berkerut.
“Lalu bagaimana dengan bocah wilayah barat itu? Maksud Anda, kekuatan dunia itu fokus padanya dan sekarang mengendalikan tubuhnya? Bagaimana dengan kesadarannya, apakah sudah ditelan?”
“Kau masih berani bertanya?!”
Tetua itu hampir melotot keluar matanya.
“Paham tidak apa yang barusan kau perbuat? Kau pakai Heaven Sealing Sword Art dan dia disegel! Otaknya, jiwanya, semuanya dikunci! Sekarang kekuatan dunia itu masuk ke naga tanpa ada ‘kesadaran’ untuk mengendalikan. Itu situasi terburuk.
Kalau masih ada kesadaran di dalam, kita masih mungkin menekan dan mengarahkan. Tapi sekarang? Ini lebih sulit dihadapi daripada insiden dua ribu tahun lalu. Ayahmu bakal menguliti kau hidup-hidup!”
Bibir Ouyang bergetar, tampak seperti anak kecil yang ketahuan membuat kekacauan besar dan tidak tahu harus bagaimana.
Raungan naga mengguncang langit ketika tubuh naga es itu membanting-bantingkan dirinya dan menyemburkan salju beku ke segala arah. Di mana pun napas itu lewat, segala sesuatu menjadi patung es. Satu-satunya ekspresi yang tersisa hanyalah mata yang membelalak dan wajah yang membeku dalam ketakutan.
Wu Qingqiu berteriak,
“Adik junior kecil! Apa yang terjadi padamu? Berhenti!”
Hu~
Napas es kembali dikeluarkan.
Wu Qingqiu tahu ia tidak akan sanggup menahan hembusan itu. Ia melompat ke samping secepat mungkin, tapi tetap saja satu kakinya tersapu, membeku dari ujung kaki hingga paha.
“Pak, apa yang baru saja terjadi? Cepat bawa Qingcheng pergi dari sini!”
Dongeng yang tadinya mengalir tenang mendadak terputus. Kini seekor monster mengamuk dan mengubah orang satu per satu menjadi balok es. Shui Ruohua terkejut dan segera meraih Chu Qingcheng, berusaha menariknya pergi dari tempat berbahaya ini.
Namun Zhuo Fan hanya memandang wajah tenang istrinya dan tersenyum lembut.
“Tidak apa-apa. Tidak perlu mengganggunya. Ceritanya belum selesai, Nona Shui. Tolong lanjutkan.”
[Serius? Di tengah kiamat es begini kau masih mau dengar cerita? Bahkan kalau nyawaku sendiri yang terancam, aku tidak akan membiarkan satu goresan pun mendekati Qingcheng. Kau kira aku kakak macam apa kalau kubiarkan dia tetap di sini?]
Saat ia bersikeras menarik Chu Qingcheng, salah satu pengawal memegang lembut tangannya.
“Nona, kalau Tuan sudah berkata tidak apa-apa, maka memang tidak apa-apa. Percayalah. Kami di sini juga akan melindungi Nona agar bahaya tidak menyentuh beliau.”
Shui Ruohua menatap mata Zhuo Fan, lalu menatap mata para pengawal yang begitu yakin. Ia kembali menoleh ke naga es yang mengamuk, diam beberapa saat, lalu—meski berat hati—mengangguk.
Zhuo Fan tersenyum, lalu kembali menatap Chu Qingcheng dengan penuh kasih.
Bam!
Di atas panggung, Exalted Hei Ran mengayunkan energi pedang ke arah naga es, memecah lapisan es yang menyelimuti tubuh naga berusaha menjangkau murid kesayangannya. Tapi naga itu menggeliat, dan pecahan-pecahan es di udara malah tersedot kembali ke dalam tubuhnya, bersama dengan kekuatan tebasan pedang itu.
Exalted Hei Ran terperanjat.
“Apa-apaan makhluk ini…?”
“Exalted, mohon jangan menyerang lagi. Apa pun yang kita lakukan tidak akan berguna.”
Seorang tetua berjanggot putih menghampirinya dengan tergesa.
“Itu adalah perwujudan dari Heaven Sealing Sword Art. Apa pun teknik yang kita gunakan akan terserap ke dalam segel dan menjadi kekuatannya. Karena itulah serangan kita hanya akan membuatnya semakin kuat. Yang bisa kita lakukan sekarang hanya melindungi para murid dan melarikan diri!”
Exalted Hei Ran terdiam, lalu menatap kerumunan murid yang panik berlarian, banyak di antara mereka tetap saja tersapu napas es dan mengeras menjadi patung. Ia menggertakkan gigi.
“Kalau kau bilang makhluk ini tak bisa dihentikan, lalu bagaimana kita menghadapinya? Masa kita biarkan seluruh sekte membeku?!”
“Exalted, makhluk itu bisa menyegel apa saja… kecuali lima pedang ilahi!”
Tetua itu menangkupkan tangan, lalu menunjuk hujan pedang es yang turun dari langit.
“Saluran ke kekuatan dunia sudah terbuka dan kini menjadi siklus tanpa akhir. Satu-satunya harapan kita adalah bertahan dan menghindar, sambil menunggu kakak Lingtian datang dengan Heaven Sealing Sword untuk menutup saluran itu dan memotongnya. Dengan begitu, kekuatan dunia itu akan tersebar kembali. Dia juga pasti akan berusaha menyelamatkan murid Anda.”
Alis Exalted Hei Ran bergetar. Ia menatap naga es yang terus membekukan apa pun yang bergerak, lalu menarik napas panjang dan mengangguk pasrah.
Makhluk itu kini bukan lagi sekadar teknik—ia telah menjadi bagian dari dunia. Tidak bisa dibunuh, tidak bisa dihancurkan. Setiap serangan hanya membuatnya semakin kuat.
Satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanyalah… menunggu Ouyang Lingtian datang dan memperbaiki kekacauan yang dibuat oleh putranya sendiri.
Ouyang Changqing memandangi naga es yang mengamuk di tengah sekte, sepenuhnya lepas dari kendali, dan rasanya benar-benar ingin menangis.
[Aku tidak tahu nanti yang datang duluan itu pedang ayah ke tubuhku… atau napas naga yang membekukan kepalaku…]
“Ouyang Changqing! Ini semua salahmu! Kau pelakunya! Kau yang membuat bencana ini menimpa begitu banyak orang!”
Dua sosok melesat ke arahnya. Shangguan Qingyan menatap tajam penuh amarah dan langsung memaki tanpa ampun. Murong Xue tak kalah marah, mata dipenuhi kebencian.
Bagi Murong Xue, kemarahan itu lahir dari fakta bahwa begitu banyak orang tak bersalah terseret dalam malapetaka ini. Bagi Shangguan Qingyan, kemarahannya muncul dari kecemasan: ia mengkhawatirkan keselamatan Zhuo Fan, dan butuh seseorang untuk dijadikan sasaran.
Di tengah meluapkan omelan, Shangguan Qingyan sebenarnya masih sibuk melirik ke sekeliling, mencari-cari sosok Zhuo Fan.
Dengan orang-orang berlari panik ke segala arah, sulit untuk fokus mencari satu orang. Ouyang hanya bisa menunduk, menerima amarah gadis pujaannya dengan patuh.
Dia bahkan lebih menerima rasa bersalah di hadapannya… daripada di hadapan ayahnya sendiri.
[Itu dia!]
Shangguan Qingyan akhirnya menemukan Zhuo Fan. Lelaki itu masih duduk di tempatnya, sama sekali tidak berminat untuk lari, bahkan masih tampak mendengarkan cerita.
Benar-benar monster—tidak punya rasa takut terhadap manifestasi kekuatan dunia yang sedang mengamuk tepat di dekatnya.
Mungkin merasa diremehkan, atau karena semua target lain sudah kabur dan hanya kelompok Zhuo Fan yang masih diam di tempat, naga es itu meraung dan mengarahkan mata dinginnya ke sana. Ia langsung menukik ke arah mereka, hawa es menyapu udara di sekelilingnya dan membekukan semua yang dilaluinya.
“Hati-hati!”
Shangguan Qingyan berteriak ketakutan—terlambat. Orang-orang di sekitarnya hanya bisa menunduk, pasrah menunggu pemandangan tragis lain, yakin akan melihat satu kelompok lagi menjadi korban bencana.
“Serahkan ini padaku!”
Suara berat dan lantang memotong keputusasaan itu.
Hum~
Suara dengung pedang yang dingin menggema. Sesosok pria berjubah abu-abu melesat dengan kecepatan penuh.
“Ayah!”
Ouyang Changqing berteriak, antara lega dan ngeri.
Yang lain pun ikut menatap penuh harapan.
Murid terkuat wilayah utara, Ouyang Lingtian, akhirnya tiba dengan Heaven Sealing Sword di tangannya… untuk membersihkan kekacauan yang dibuat anaknya sendiri.
[Bab ini kerasa banget kayak film disaster cultivator edition: satu jurus bodoh, satu sekte hampir punah. Dan di tengah kekacauan, sikap santainya Zhuo Fan sambil ngelonin Qingcheng… bikin suasananya makin nyesek tapi juga kerasa “dia emang di level lain”.]