Ch 1025 - Thunderflame Wraith Claw

Novel: The Steward Demonic Emperor

“Heaven Sealing Sword Art, Heaven Breaking Strike!”


Sosok pria terhormat berjubah abu-abu muncul, jubahnya berkibar ditiup angin. Wajahnya tegas, tatapannya tajam. Di tangannya ada pedang panjang biru kehijauan, memancarkan cahaya menyilaukan.


Ujung pedang itu bergetar, menebarkan energi yang seolah dapat membelah seluruh ciptaan—bahkan dunia itu sendiri. Energi pedang yang tajam melesat dari ujungnya, menembus udara dan langsung menghantam naga es.


Para penonton menahan napas. Inilah serangan dari orang terkuat wilayah utara.


Namun tepat saat tebasannya akan menggoreskan cahaya maut—


“Brother Lingtian, mohon bertindak hati-hati! Di dalam naga itu ada muridku yang tersegel. Tolong selamatkan nyawanya!”


“Tunggu… ada orang di dalamnya? Bukankah ini persis seperti bencana dua ribu tahun lalu?”


Sosok Ouyang Lingtian berhenti seketika. Matanya membesar. Ia menoleh dan melihat Exalted Hei Ran melayang sambil berteriak.


Rasa ragu langsung membebani dirinya.


Ia kembali menatap naga es yang sedang menerjang ke arah Zhuo Fan. Tubuh murid yang tersegel itu entah berada di mana, tertutup lapisan es begitu tebal. Satu tebasan salah sedikit saja, murid itu bisa mati terbelah dua.


Tapi… kalau ia menunda serangan, ratusan orang di bawah bisa mati membeku dalam hitungan detik.


Dua pilihan buruk.

Dua beban besar.

Dua “kebenaran” yang saling bertabrakan.


Selamatkan satu nyawa penting demi menjaga kerja sama antar-wilayah?

Atau

Korbankan satu orang demi keselamatan banyak jiwa?


Untuk sosok seagung Ouyang Lingtian sekalipun, itu pilihan yang menyiksa.


Namun tanpa ia sadari, ada pilihan ketiga—pilihan yang kejam namun nyata: tidak melakukan apa-apa.

Dan akibatnya? Naga es itu sudah terlalu dekat. Bahkan bila ia menebas sekarang, pedangnya tak akan sampai tepat waktu. Zhuo Fan dan kelompoknya seperti sudah ditakdirkan mati.


Bagi orang luar, seolah Lingtian tidak memilih apa pun.


Namun kenyataannya, ia sudah membuat keputusan—keputusan politik, bukan keputusan moral.


Ye Lin datang atas undangan Exalted Hei Ran, dengan janji keselamatan. Dalam situasi genting, masa depan wilayah barat bergantung padanya. Nyawanya dianggap lebih penting daripada ratusan murid biasa.


Begitulah dunia kultivator.

Ajaran menyatakan semua kehidupan setara, tapi kenyataannya… tidak ada yang benar-benar setara.


Ouyang Lingtian menggenggam pedangnya erat dan mengembuskan napas panjang.

Di bawah sana, kehidupan dan kematian bertarung memperebutkan waktu, namun keputusan duniawi sudah memenangkan pertarungan batin seorang ahli pedang.


Shangguan Qingyan melongo melihat itu.

“Kenapa dia tidak menyerang?! Bukankah dia seharusnya menyelamatkan mereka?!”


“Benar! Ayah selalu menolong orang. Mengapa hari ini tidak? Apa dia takut salah sasaran karena jaraknya jauh?” seru Ouyang Changqing putus asa.


Murong Xue hanya menghela napas.

“Yang dia takutkan bukan serangan salah sasaran… tapi hatinya sendiri.”


Naga es kembali meraung, lebih ganas dari sebelumnya. Udara membeku menjadi kabut putih. Tekanan dingin turun seperti malapetaka, mengurung Zhuo Fan dan yang lain tanpa celah untuk lari.


“Junior sister Qingcheng! Junior sister Shui!”


Wu Qingqiu berteriak.

Shangguan Qingyan ikut menjerit, “Zhuo—hati-hati!”


Naga itu mengangkat cakarnya yang besar, siap meremukkan mereka menjadi serpihan es.


Shui Ruohua dan seorang gadis lainnya gemetar. Mereka melirik ke Zhuo Fan—yang masih duduk santai, sama sekali tidak bergerak, seperti sedang menikmati angin sore.


Benar-benar pria sinting!


Kalau mau mati, mati sendiri! Kenapa harus menyeret kami dan Qingcheng?!


Para pengawal pun sama santainya. Benar-benar santai.


Shui Ruohua tak habis pikir.


Mereka semua bunuh diri massal atau bagaimana?


Namun para pengawal tahu satu hal sederhana:

Jika Zhuo Fan tenang, berarti dunia belum akan kiamat.

Dari menantang Frigid Rain Sword King sampai menghadapi Invincible Sword, setiap kali ia setenang ini… bencana selalu berakhir seperti permainan baginya.


Zhuo Fan menggenggam tangan Chu Qingcheng, membiarkannya bersandar lembut di bahunya. Wajahnya tenang, bahkan lebih damai daripada biasanya.

Tidak ada satu pun tanda bahaya baginya.


Hu~


Angin es menerjang.

Udara memadat.

Tanah membeku.

Bangku-bangku retak diselimuti kristal es.


Naga itu mengayunkan cakarnya—


Dan…


Semua orang mengira itu akhir.


Ouyang Lingtian menutup mata.

Exalted Hei Ran menunduk menahan rasa bersalah.

Para murid menggertakkan gigi putus asa.


Namun—


Cakar itu berhenti.


Tepat sebelum menyentuh mereka.


Seolah menabrak… sesuatu yang tak terlihat.


Namun bukan tak terlihat—melainkan sebuah cakar hitam, muncul entah dari mana, membentuk penghalang antara Zhuo Fan dan naga es.


“C-Cakar apa itu?!” seorang tetua berteriak.

“Kenapa dia tidak tersegel?! Heaven Sealing Art seharusnya menyegel apa pun, termasuk tubuh dan Yuan Qi! Bagaimana mungkin seorang manusia bisa menahan kontak langsung?!”


Ouyang Lingtian terpaku di udara, napas tercekat.


Heaven Sealing Sword Art tidak berfungsi?

Tak mungkin… itu mustahil!


Shui Ruohua, yang sudah siap mati, membuka sedikit matanya.

Ia terpaku melihat wujud cakar hitam itu memegang cakar naga es seperti seorang ayah menahan anak kecil yang tantrum.


Bukankah naga ini tidak bisa dihentikan?

Exalted Hei Ran saja tidak bisa menyentuhnya!

Mengapa… pria ini bisa?


“Sir…” suara Shui Ruohua gemetar.


Namun Zhuo Fan hanya menatap Chu Qingcheng yang tidur dengan damai.


Lalu—tatapannya mengeras.


“Kau merusak suasana, bajingan.”


★★★


“Thunderflame Wraith Claw.”


Mata kirinya bergetar.

Lalu—

Ledakan besar energi hitam-ungu menyembur keluar.


Cakar hitam itu membesar, membengkak berkali-kali lipat hingga menjadi tangan raksasa dari petir hitam dan api iblis.


Udaranya berubah.

Suhu menembus tulang.

Kematian terasa begitu dekat.


Aura itu membuat para ahli tingkat tinggi gemetar tanpa bisa berkedip.

Bahkan Exalted Hei Ran dan Ouyang Lingtian merasakan jantung mereka menciut.


Bahkan naga es…

Untuk pertama kalinya, menunjukkan ekspresi ketakutan.


Tubuh raksasanya gemetar hebat di bawah napas petir-api iblis itu.




[Gila… bab ini kayak momen di anime ketika semua orang putus asa, terus MC bangkit tanpa berdiri pun. Naga es ngamuk? Zhuo Fan: “ganggu suasana, kubanting.” Aura keren + intimidasi maksimal. Goosebumps!🔥]

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .