Ch 1097 - Gentle

Novel: The Steward Demonic Emperor

Makhluk raksasa itu menyelam kembali ke laut, menciptakan tsunami ke segala arah. Heaven Sealing Sea Ao menatap Zhuo Fan dengan sorot bingung dan muram.


“A-apa maksudmu itu?”


“Tidak ada selain aku mengakui kekalahan. Sekarang aku menunggu hukuman.”


Ding!


Zhuo Fan melepaskan Vaulting Sword, membiarkan pedang itu menancap di es, lalu ia duduk bersila.


“Father!” Qiao’er menjerit panik.


Sea Ao makin bingung.


[Apa lagi siasat bocah ini sekarang?]


Wajah Zhuo Fan kini menampilkan senyum ramah. Ekspresi bengis dan sadisnya lenyap, berganti dengan tampang seorang gentleman santun yang seolah tak sanggup menyakiti seekor semut pun, penuh cinta damai dan harmoni.


Keheningan tegang menyelimuti mereka. Heaven Sealing Sea Ao masih waspada, otot-ototnya menegang. Amarahnya pelan-pelan mereda, berganti dengan kebingungan. Di kepalanya hanya ada tumpukan tanda tanya, sampai ia bahkan lupa apa yang seharusnya ia lakukan.


Otaknya seakan berhenti bekerja sejak Zhuo Fan tiba-tiba menyerah begitu saja.


“Kenapa? Senior tidak ingin menghukumku? Kalau begitu, berarti kita masih bisa bicara, kan?”


Zhuo Fan melihat Sea Ao hanya menatap kosong dan tersenyum tipis.


“Senior Sea Ao, tolong keluarkan putraku.”


Sea Ao tersentak, lalu mendengus marah,


“Berani-beraninya kau mempermainkanku, bocah?!”


“Tidak ada permainan, tidak ada hinaan,” sahut Zhuo Fan tenang. “Aku hanya punya satu permintaan sederhana agar senior bisa menenangkan diri dan bernegosiasi dengan lebih jernih.”


Senyumnya tampak seperti senyum seorang bijak yang memahami dunia.


“Seperti yang tadi kukatakan, pembicaraan dan negosiasi hanya bisa dilakukan antara pihak-pihak yang setara. Maafkan tindakan kasarku barusan. Dengan amarah senior yang mengamuk, kata-kataku mustahil bisa mencapai hatimu. Itulah mengapa aku terpaksa memakai cara-cara barusan. Sekarang, aku berharap senior bisa menurunkan emosi.”


“Tenang?”


Kelopak mata Sea Ao berkedut.


“Mimpi! Hanya melihat mukamu saja darahku sudah mendidih! Tidak ada yang perlu ditenangkan! Dan kenapa aku harus bicara denganmu? Hal yang paling kuinginkan sekarang hanyalah menggiling tulangmu dan menguliti kulitmu!”


“Salah.”


Zhuo Fan menatapnya lurus tanpa gentar.


“Bukan kami—tapi aku. Senior hanya ingin menguliti aku, benar ‘kan?”


Sea Ao menggigil halus.


Zhuo Fan menghela napas panjang, melirik Qiao’er di belakangnya, lalu kembali menatap Sea Ao.


“Dalam pertarungan tadi, senior Sea Ao tidak bisa berbuat apa-apa terhadapku. Kapan saja, senior bisa menelan Qiao’er dan memakainya sebagai sandera untuk memaksaku tunduk. Tapi senior tidak melakukannya. Kenapa?”


“Hmph! Sacred beast punya harga diri!” Sea Ao meludah. “Berbeda dengan manusia yang mau serendah apa pun, termasuk memakai sandera.”


Zhuo Fan menggeleng.


“Senior, perkataanmu saling bertentangan. Saat senior mempermainkan Qiao’er tadi, senior memakai seluruh trik kotor yang biasa manusia gunakan. Dari sudut pandangku, selain Kunpeng, senior adalah sacred beast yang paling dekat dengan sifat manusia di antara lima sakral. Di tengah situasi hidup-mati seperti ini, bicara soal ‘harga diri sacred beast’ terdengar seperti lelucon hambar, senior.”


“U-itu…”


Ucapan Sea Ao tertahan di tenggorokan, wajahnya kaku. Lalu ia mendengus keras, memaksa,


“Itu hanya karena aku sedang marah sampai lupa soal bocah itu! Aku tidak butuh kau mengingatkanku!”


Zhuo Fan kembali menggeleng, senyumnya tak goyah.


“Kalau senior mengatakan itu di awal, mungkin aku akan percaya. Tapi sekarang, setelah semua yang terjadi, bukankah itu bertentangan dengan apa yang senior lakukan barusan? Ha-ha-ha… Senior, dari awal senior tidak pernah benar-benar menganggap Qiao’er sebagai sandera, apalagi benar-benar berniat membunuhnya, bukan?”


Sea Ao terdiam, pupilnya menyempit.


“Kelima sacred beast adalah eksistensi unik di dunia ini.”


Zhuo Fan menarik napas dan menatap langit putih.


“Sebagai makhluk yang sendirian di puncak, seberapa besar pun konflik di antara kalian, apakah kalian benar-benar akan dengan mudah saling membunuh? Puncak dunia adalah tempat kesendirian yang tak berujung, terlebih ketika semua yang lain lenyap satu per satu.”


Ekspresi Sea Ao mengeras.


Zhuo Fan melanjutkan,


“Senior memang membenci manusia hingga ke sumsum, bahkan mau melampiaskan kebencian itu pada sacred beast yang ‘tercemar’ manusia. Niat membunuh Qiao’er tadi—itu nyata. Aku yakin senior betul-betul ingin Qiao’er dan Sanzi mati. Tapi sacred beast yang ‘terhumanisasi’ itu… pada dasarnya hanyalah anak-anak yang tersesat. Sekuat apa pun amarah dan kebencian senior, bisakah senior benar-benar mengeksekusi mereka sampai tuntas?”


“Karena itu, sejak awal aku memperhatikan senior. Aku ingin melihat, apakah kegilaan itu murni, dan apakah senior benar-benar sanggup membunuh generasi muda sacred beast dengan tangan sendiri. Syukurlah, senior belum melampaui garis itu. Artinya, Young Sanzi masih selamat. Jadi, aku mohon… tolong sembuhkan dia.”


Zhuo Fan membungkuk dalam-dalam dengan hormat.


“Dasar bajingan manusia, kau mau mengakalku, ya?!”


Heaven Sealing Sea Ao menggeram, kedua matanya memerah.


“Selama bertahun-tahun, aku sudah melihat lebih banyak manusia daripada yang bisa kau hitung, dan aku sudah tahu betapa pekatnya kegelapan dalam hati mereka. Tapi kau… kaulah yang paling licik dan paling jahat di antara semua manusia yang pernah kulihat! Aku tahu itu sejak kau menggunakan serangan si naga tua itu. Sekarang kau malah memutarbalikkan prinsip dan keyakinanku hanya agar aku memperbaiki Qilin kecil itu untukmu. Tidak akan! Aku tidak akan mendengarkanmu! Kalau kau ingin aku menuruti manusia, lebih baik aku mati!”


Wajah Qiao’er meredup, cemas menatap Zhuo Fan. Ia menjawab dengan gelengan pelan.


“Jangan berkata begitu, senior. Tadi aku sudah bilang, aku kalah.”


“Kalah katamu? Lihat kondisiku! Lihat tubuhku! Kau yang memegang semua keuntungan! Kau bisa meninggalkan tempat ini kapan saja, bahkan bisa membunuhku. Di mana letak kekalahanmu?!”


“Aku sudah kalah sejak awal.”


Zhuo Fan menghela napas lagi dan memberi hormat.


“Qilin Shield milik Young Sanzi rusak, dan hanya senior yang bisa memperbaikinya. Aku ke sini untuk memohon bantuan senior. Dari awal, posisi tawarku sudah di bawah; aku sudah kalah bahkan sebelum kita bicara. Yang bisa kulakukan hanyalah memastikan kekalahanku tidak berubah menjadi kehancuran total—tidak sampai kehilangan apa yang kucoba selamatkan. Apa pun yang kulakukan tidak akan mengubah fakta bahwa senior bisa menolak. Karena itu, aku hanya bisa memohon agar senior bersedia menolong demi lima sacred beast.”


Sea Ao menatapnya lama lalu terkekeh seram.


“Hi-hi-hi, setelah semua ocehanmu, akhirnya kau sampai juga ke inti masalahnya. Baiklah, kuberitahu—”


“Senior…”


Zhuo Fan memotongnya, tatapannya kini penuh tekad.


“Alasan senior menolak menyembuhkan Qilin bukan karena dia, tapi karena aku. Biarkan segala kebencian senior terhadap manusia menumpuk padaku saja. Selama senior setuju menyelamatkannya, biarkan nyawaku jadi tumbalnya.”


“Father!” Qiao’er menjerit.


Tubuh Sea Ao bergetar, sorot matanya berubah samar.


“Senior boleh menyangkal apa pun, tapi faktanya, senior tidak bisa berbuat apa-apa padaku kecuali aku mengizinkan. Sementara Qilin dan Qiao’er adalah juniormu di garis keturunan sacred beast; mereka tidak punya kemampuan melawan. Aku-lah yang membuatmu murka. Aku musuh besarmu. Kalau senior ingin melampiaskan dendam, mana yang lebih memuaskan—membunuhku, atau membantai mereka?”


Senyum tipis muncul di wajah Zhuo Fan.


“Kemarahan senior butuh jalan keluar, dan aku bersedia jadi wadahnya. Dengan satu syarat: setelah itu, senior menyelamatkan Qilin.”


Tubuh Qiao’er bergetar. Air mata mengalir, sementara ia menggigit bibirnya sampai berdarah.


Ia tahu, kalau Zhuo Fan sudah mengambil keputusan, tak ada yang bisa mengubahnya. Dan memang… tak ada alternatif lain.


Sea Ao tertegun, keraguan melintas di matanya. Lalu ia tertawa dingin.


“Hi-hi-hi, kau licik sekali. Apa ini taktikmu berikutnya? He-he-he, kau pikir aku akan iba dan membiarkanmu hidup? Salah besar! Aku pasti akan menghancurkan tulang-tulangmu dan menyebarkan abu jasadmu!”


Sea Ao mengangkat cakarnya dan menekannya ke arah kepala Zhuo Fan. Angin yang terbentuk cukup tajam untuk mencabik es di sekitar mereka.


Air mata Qiao’er kembali jatuh.


“Tunggu!” sebuah suara menggema tepat sebelum telapak itu menimpa Zhuo Fan.


Cakar raksasa itu berhenti seketika. Sea Ao menyibak jarinya sedikit, melirik ke bawah dengan senyum mengejek.


“Hi-hi-hi, sudah kuduga kau pasti punya rencana lain. Kau berpura-pura berkorban demi mengundang simpatiku. Begitu aku menyelamatkan Qilin, kalian bertiga bisa main drama keluarga bahagia dan dua bocah sacred beast itu akan rela mati demi dirimu. Tipikal trik manusia. Sayang, aku sudah sering melihat cara murahan ini. Tidak mempan!”


“Senior salah paham. Kalau bicara soal tipu muslihat, senior sendiri juga tidak bisa dibilang bisa dipercaya, bukan?”


Mata Zhuo Fan berkilat. Ia melepaskan cincin di jarinya dan melemparnya ke arah Qiao’er.


“Pengorbananku tidak boleh sia-sia. Setelah aku mati, senior harus menyelamatkan Young Sanzi. Tapi kalau senior mengingkari janji, di dalam cincin itu masih ada satu Dragon Breath Pill lagi yang bisa kau lempar tepat ke wajahnya. Dia akan langsung menyusulku dan Sanzi ke neraka kalau kena sekali lagi. Ingat, jangan buang waktu untuk bicara atau mendengarkan dia. Begitu dia mulai banyak omong, langsung lempar!”




[Ini puncak “Zhuo Fan: King of 4D Chess”. Dia literally menyiapkan failsafe bunuh-diri-bersama: kalau Sea Ao bohong, Qiao’er punya nuklir cadangan. Sea Ao bukan cuma dilawan fisik, tapi juga dikurung logika dan konsekuensi. Gila.]

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .