“Thunder Cage!”
Baili Yutian mengayunkan tangannya ke arah Zhuo Fan, mencengkeram udara seolah meremas langit.
“Sungguh disayangkan… akulah yang akan pergi ke Devil Mountain, bukan kau. Zhuo Fan, selamat tinggal untuk selamanya.”
RUMBLE!
Petir ungu mengguncang dunia.
Ruang di sekitar Zhuo Fan seolah retak, kemudian tertutup oleh jeruji petir dari segala arah, seperti cakar raksasa yang menutup mangsa.
Tidak ada celah.
Tidak ada cara untuk lari.
Semua orang menyaksikan dengan ngeri saat harapan terakhir mereka tampak akan hancur berkeping-keping.
Luo Yunchang menangis, suaranya pecah.
“Zhuo Fan!”
“Master!”
“Big brother Zhuo!”
“Steward Zhuo!”
Seluruh Luo Clan berseru putus asa… tak mampu berbuat apa pun selain berteriak.
Yang aneh, hanya dua orang yang tetap tenang: Gu Santong dan Qiao’er.
Ouyang Lingtian memperhatikan mereka dengan bingung.
“Kalian sama sekali tidak khawatir ayah kalian sebentar lagi mati?”
Gu Santong mendengus.
“Khawatir apa? Kalian menyebut itu ‘mati’? Ayah bahkan belum serius. Tunggu sampai dia kehabisan trik dulu, baru itu tanda bahaya. Sekarang mah, belum apa-apa, hehehe…”
Ouyang Lingtian menatapnya lama tanpa ekspresi.
“Tidak serius? Dia sudah menggunakan empat Divine Sword Arts dan itu saja tidak cukup untuk menghadapi Baili Yutian yang sekarang di level Spirit King. Bagaimana mungkin dia masih punya cara menang?”
Qiao’er mengedip polos.
“Ice King, itu karena Anda tidak mengenal ayah dengan benar.
Ayah memang fokus pada pedang seratus tahun ini, tapi sebelum itu… Anda tahu kekuatan ayah ada pada matanya.
Tanpa menggunakan mata, semua itu cuma pemanasan.”
Kata-kata itu membuat semua Dharma King terdiam.
Mata?
Mereka menatap langit.
Di sana, Zhuo Fan berdiri di tengah badai petir… dan sama sekali tidak bergeming.
Lalu dengan gerakan ringan, ia menyentuh penutup matanya.
Penutup itu terangkat sedikit—
Dan semua orang menahan napas.
Mata Zhuo Fan… tertutup es.
Di dahinya, simbol aneh berdenyut.
Ia meraba tanda itu dengan dua jari.
HUM~
Tanda di dahinya bersinar biru pekat… lalu memudar dan menghilang.
Es di matanya meleleh perlahan.
Zhuo Fan tersenyum tipis.
Ia akhirnya membuka—mata asli Zhuo Fan.
RUMBLE!
Petir ungu meluncur dan menelan seluruh area.
Baili Yutian mengibaskan tangan.
Ledakan petir terjadi bersamaan, menghantam Zhuo Fan hingga tak terlihat bentuknya, seolah memutuskannya dari dunia.
Terjadi kehancuran total.
Luo Yunchang menjerit.
Bali Yuyu menunduk putus asa.
[Seharusnya aku melarangmu menemui Patriark… sekarang…]
Debu mulai mereda.
Tidak ada sosok putih itu.
Ouyang Lingtian melirik Gu Santong dan Qiao’er.
[Ayah kalian… benar-benar mati?]
Tapi keduanya tetap santai.
Reaksi mereka membuat para Dharma King makin bingung.
Baili Yutian menghela napas puas, menatap cahaya menuju langit.
“Yah… akhir yang buruk, tapi aku mendapat tiket menuju Devil Mountain.
Sekarang aku bisa pergi tanpa beban. Ha-ha-ha…”
Tiba-tiba, suara tawa keras memotong ucapannya.
“Takut aku menghancurkan kekaisaranmu setelah kau pergi?”
Hening.
Lalu—
RUMBLE!!!
Kilatan hitam—bukan ungu—meledak di langit.
Black thunderflame.
Petir hitam yang memakan petir ungu tanpa ampun, menembus sangkar petir seperti kertas.
Di tengah badai itu berdiri seorang pria berwibawa, jubah putih berkibar, tubuh diselimuti api petir hitam.
Zhuo Fan.
Namun kini—
Mata kanan: bersinar emas dengan empat cincin.
Mata kiri: biru pekat, dikelilingi percikan api gelap—lubang tak berdasar yang menelan cahaya.
Sosok itu… benar-benar lain.
Baili Yutian terbelalak.
“K-Kenapa kau masih hidup?!”
Zhuo Fan tersenyum santai.
“Aku bilang kan… aku yang akan memenuhi wasiatmu. Mana mungkin aku mati duluan?”
Baili Yutian menegakkan tubuh.
“Hmph! Tidak peduli bagaimana kau selamat… kau tetap tidak bisa menyentuhku! Aku Spirit King. Kau Genesis Stage. Kesenjangan itu absolut!
Aku tidak bisa membunuhmu mungkin…
Tapi kau tidak akan pernah menang!”
Zhuo Fan tersenyum tipis.
[Benar… jika aku hanya Genesis Stage.]
Baili Jingwei menatap dengan jijik.
[Hmph, sombong sekali. Kau tidak paham siapa yang kau hadapi.]
Baili Yutian mengangkat tangan.
“Kalau begitu, mari lihat apa kau bisa menahan ini!
Sword King’s Lashing!!!”
WHOOSH!!!
Seluruh langit meledak.
Hujan jutaan pedang petir jatuh seperti bencana kiamat.
Lebih luas dari sebelumnya, lebih kuat, tak terhindarkan.
Semua orang menutup mata.
Tapi…
Zhuo Fan tidak bergerak.
Dan saat pedang petir menghantam—
Whoosh~
Zhuo Fan menghilang.
“Ha?! Ke mana dia pergi?!” Baili Yutian menjerit.
WHOOSH!
Angin badai muncul tepat di sampingnya.
Baili Yutian terkejut, menebas refleks.
BAM!!!
Gelombang pedang merah menghantam dada Patriark, menghancurkan udara di sekitarnya.
Ia terpental ke angkasa, darah menggelegak.
Saat ia mengangkat kepala—Zhuo Fan berdiri diam seperti sebelumnya… dengan satu cincin emas bercahaya di mata kanan.
Baili Yutian gemetar.
“Mustahil! Ruang ini di bawah kendaliku! Bagaimana kau bisa bergerak mendekat? Itu tidak mungkin!!”
Zhuo Fan menyeringai.
“Thunderflame Void Annihilation.”
Mata kanan: dua cincin emas berputar.
Mata kiri: api petir hitam menyala mengerikan.
Whooooosh~
Sinar hitam merusak ruang dan menembak langsung ke Patriark.
Baili Yutian berteriak kaget dan memutar ruang di depannya, mencoba membelokkan serangan.
Tidak berhasil.
BAM!!!
Serangan itu tidak bergeser sedikit pun—langsung menerjang ke arahnya.
Void Annihilation—serangan yang meniadakan ruang.
Tidak ada teknik ruang yang dapat menyentuhnya.
Petir hitam itu membakar apa pun yang ada di depannya.
Bahkan Spirit King pun merasakan ancaman kematian.
Baili Yutian terpaksa terus mundur.
Untuk pertama kalinya—
Invincible Sword tidak punya cara untuk melawan.
Divine Eye of the Void… teknik puncak para Sovereign.
Tidak ada seni ruang di seluruh domain suci yang bisa menandinginya.
[INI BARU BAPAK SEGALA MC 😂🔥
Zhuo Fan buka mata → langsung jadi monster level dewa, Void Eye-nya benar-benar dibuat untuk membantai pengguna ruang seperti Baili Yutian. Patriark yang tadi kayak dewa kini seperti ayam tanpa kandang. Aduh, ini hype-nya udah level final boss anime!]