Ch 941 - Back Against the Wall/Backed into a Corner

Novel: The Steward Demonic Emperor

“First is a show of strength…”

Zhuo Fan menjelaskan rencananya dengan tenang, seperti sedang membedah strategi sederhana—padahal tiap langkahnya mematikan.


Ia menjelaskan:

      1. Menakut-nakuti lewat ledakan Shangguan Yulin.
      1. Memancing semua penjaga keluar dari penjara bawah tanah.
      1. Membuat kekacauan di seluruh kota lewat serangan Shangguan Feixiong.
      1. Mengalihkan fokus dua Sword King dan sang perdana menteri dari penjara.


Dengan itu, penyelamatan Gu Santong dapat dilakukan cepat, bersih, tanpa gangguan.


Tapi apakah mereka akan tertipu semudah itu?


Zhuo Fan hanya tertawa, menjelaskan betapa kuatnya kebencian Shangguan Feiyun terhadap saudara kandungnya sendiri.

Hanya perlu sedikit pemicunya—lalu emosinya akan mengaburkan logika.


Sedangkan Baili Jingwei?

Ia tak akan mudah tertipu… tapi ia tamak.

Dan itu cukup untuk menjeratnya.


Strategi itu berpadu rapi, memancing mereka pada keputusan yang Zhuo Fan inginkan.


Namun bahkan dengan rencana sempurna, ia sadar:


“Mereka akan mengejarku dalam satu-dua jam. Dan saat itu… semua berubah menjadi pertaruhan nyawa.”


Gu Santong cemas: “Apa mereka tidak akan membunuhmu?”


Zhuo Fan tersenyum gelap.

“Hanya jika kau menatap kematian, kau akan melihat cahaya hari esok.”


Pada akhirnya, tidak ada pilihan lain.


Di kejauhan, guncangan keras merusak horizon.

Awan debu membumbung, menutupi matahari.


Shangguan Feixiong berdiri tinggi di udara bersama para venerable, melihat pertempuran itu terjadi dari jauh.


Semuanya berjalan sama seperti prediksi anak itu…


Ia tidak tahu apakah harus kagum atau takut.

Zhuo Fan terlalu pintar, terlalu berani, dan terlalu cepat melihat kecenderungan musuh.


Para venerable gelisah.


“Tapi apa anak itu benar-benar bisa lolos dari dua Sword King…?”


Tak ada yang yakin.

Mereka semua hanya melihat satu hal:


Zhuo Fan tidak pernah mundur dari janji tentang pedang itu.


Shangguan Feixiong menatap jauh, merasakan gelombang dahsyat dari kejauhan.


Bahkan jika ia mati… ia pasti meninggalkan petunjuk. Demi putranya, ia pasti menepati janji.


Semua orang tersentuh diam-diam.


Tidak ada yang meragukan cinta Zhuo Fan pada anaknya.


Sementara itu—


Shangguan Feiyun bersiap dengan pedang keempat!

Aura mautnya berderap, membuat udara bergetar.


Zhuo Fan justru tersenyum.


Ia memejamkan mata, menerima kematian yang datang.


Tidak menyesal. Tidak takut.

Hanya lega…

Karena semua rasa sakit yang ia pikul selama ini—beban, kehilangan, cinta yang terlarang—akhirnya menemukan ujungnya.


Cahayanya meredup.

Dan ia menunggu akhir itu.


Namun…


KRRAAK!


Shangguan Feiyun mengerut, karena jarinya tertahan oleh genggaman kuat.

Danqing Shen menghentikannya!


Brother Dan… apa maksudmu?

Shangguan Feiyun menatapnya dengan dingin.


Danqing Shen menatap lurus.

“Kita selesaikan urusan pedang dulu.”


Feiyun marah, Baili Jingwei pun menyetujui.

Pedang bisa dicari, tapi ancaman seperti Zhuo Fan?

Tidak boleh dibiarkan hidup.


Namun Danqing Shen tetap menatap ke arah Zhuo Fan.


Gu Yifan, kau dengar semuanya. Kau akan mati hari ini. Sebelum itu, sebutkan permintaan terakhirmu.


Zhuo Fan membuka mata.

Senyum tipis.

Suara tenang.


Biarkan anakku hidup.


“Tidak!” bentak Baili Jingwei.

“Itu ancaman besar! Ia akan dibasmi!”


Zhuo Fan hanya mengangkat bahunya.

“Kalau begitu, tidak ada lagi yang bisa kukatakan.”


Feiyun kembali mengangkat jarinya.


Namun Zhuo Fan cepat menahan dengan,

Tunggu, aku punya satu permintaan lagi.


Danqing Shen mengerutkan dahi.

Katakan.


Zhuo Fan menatapnya dan Shangguan Feiyun—dengan senyum kejam.


Aku hanya ingin Dragon Cleaving Sword King yang membunuhku.


Semuanya tertegun.


Kenapa?

tanya Danqing Shen.


Zhuo Fan menertawakan Shangguan Feiyun.


Aku ingin dia hidup selamanya dengan rasa malu. Tiga kali gagal membunuhku. Aku tidak ingin pedangnya menyentuh sehelai rambutku. Biar ia membawa aib itu sampai mati.


Shangguan Feiyun gemetar marah.


“KAU—! AKU AKAN—”


Tunggu!

Baili Jingwei mengangkat tangan.


Mata Perdana Menteri memicing.


Baiklah. Kami setuju.




[Chapter ini gila banget atmosfernya. Zhuo Fan udah literally berdiri di ujung kematian tapi masih bisa ngegas, nyindir, dan bahkan milih cara mati demi ngecilin harga diri Sword King Feiyun. Dia tuh kalau stress bukannya ciut, malah makin sinis dan makin jahat humornya. Feiyun sendiri udah kayak orang kena PTSD—tiga kali gagal bunuh Radiant Stage, malu total, dan sekarang malah dijadikan “eksekutor pilihan” demi mempermalukan dirinya sendiri. Danqing Shen keliatan makin galau, udah kayak paman bijak yang nyadar situasinya makin di luar nalar. Sementara Baili Jingwei semakin memperlihatkan sisi dingin dan paranoianya. Ini bab penuh tekanan, intrik, ego, dan tragedi—tapi tetap dengan nuansa savage khas novel ini.]

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .