Ch 1066 - A Punch’s Dominance

Novel: The Steward Demonic Emperor

“A pretentious fool who only knows how to act and deceive, yet even setelah tersingkap masih pura-pura cool sampai akhir? Ha-ha… Sir Zhuo, benar-benar memuakkan.”


Baili Jingtian tersenyum bengis, memberi isyarat pada Baili Jinggang.

“Aku sedang tidak ingin bermain denganmu. Kepalamu milikku! Brother, wanita bodoh itu sudah tak berguna — habisi.”


Baili Jinggang mengangguk tajam. Petir meledak di tubuhnya ketika ia mengayunkan tinju raksasanya tepat ke arah Chu Qingcheng.


Baili Jingtian menyeringai lebih jahat lagi.

“Bukankah kau tadi begitu sombong? Lihatlah istrimu… sebentar lagi tubuhnya akan pecah berhamburan. Dan kau bisa apa? Tidak apa-apa! Hahaha—”


Tapi sebelum gelombang pedangnya dilepas—


Ia membeku.


Tempat Zhuo Fan berdiri… kosong.


[Ke mana dia?!]


Whoosh!


Tinju Baili Jinggang hampir mengenai wajah Chu Qingcheng. Angin dahsyat dari pukulan itu membuat rambut putih Qingcheng berkibar hebat.


Lalu—

Sesuatu berwarna merah menyambar cepat di depan Qingcheng.


Baili Jinggang terpaku.


[Apa itu tadi?]


Ia menduga itu sekadar senjata pelindung otomatis milik Chu Qingcheng.


Namun sesaat setelah tinjunya menyentuh cahaya merah—


Bam!


Guncangan besar terjadi.


Dan Baili Jinggang menyadari satu hal mengerikan:


Itu… sebuah tinju manusia.


Dan tinju itu menahan pukulannya seperti menahan angin sepoi-sepoi.


Ia terbahak.

“Berani sekali kau melawanku dengan tubuhmu sendiri? Kau cari mati! Tak ada tubuh manusia yang bisa menahan—”


Suara tenang namun dingin membalas:


“Aku minta maaf. Tapi kali ini… kau yang akan mati.”


KREEK—


Baili Jinggang mendengar suara mengerikan dari lengan sendiri.


Rasa sakit tak terbayangkan merambat dari tulangnya.

Ia menatap tak percaya saat cahaya merah mereda, menampakkan wajah Zhuo Fan yang menatapnya dengan kebencian dingin.


“Sentuh istriku lagi… dan aku lumatkan seluruh tubuhmu, sampah.”


Tinju merah itu bergetar—

Lalu…


BOOOOM!


Lengan Baili Jinggang meledak seperti semangka dihantam palu. Daging, tulang, dan darah berhamburan ke udara.


Baili Jinggang memandang kosong pada sisa bahunya yang hancur—

Baru kini ia sadar ia berhadapan dengan sesuatu yang bukan manusia.


[Bagaimana bisa… tubuh seseorang… lebih keras dari milikku?!]


Namun sudah terlambat.


Momentum membuat tubuhnya bergerak maju, tepat ke arah tinju Zhuo Fan.


DUAAAARRR!


Tubuh raksasa itu meledak habis—

Baili Jinggang mati tanpa sempat menjerit.


Gelombang pukulan Zhuo Fan terus melaju ratusan meter, mencabik tanah, bumi, dan langit.


Awan debu raksasa membumbung.


Semua orang terpaku.


Baili Jinggang—pangeran kedua, tubuh terkuat di bawah Crown Prince—

Mati dalam satu pukulan.

Satu. Pukulan.


Para pangeran Baili gemetar.


[Bagaimana… bagaimana dia bisa membunuhnya tanpa sempat kami lihat caranya?!]


Mereka menatap sang Crown Prince dengan ngeri.


Wajah Baili Jingtian menggelap serius untuk pertama kalinya.

[Dia bukan penipu… dia monster!]


Di sisi lain, Murong Xue membeku total.


[Ini… kekuatan iblis itu yang sebenarnya? Ini bahkan bukan level manusia!]


Ouyang Changqing sampai menepuk bahu Ye Lin sambil berteriak panik:


“Brother Ye! Apa barat itu negeri para dewa?! Bagaimana… bagaimana kau bisa kalah dari monster seperti ini? Kau jujur saja… benar-benar bertarung dengannya memperebutkan gelar murid terbaik barat?!”


Ye Lin hanya mendesah getir.

“Kau tidak mengerti… dia sekarang sudah bisa memakai lengan Qilin sepenuhnya. Bahkan aku pun tidak sanggup menahan pukulan itu.”


Ouyang Changqing gemetar sambil memaki dalam hati.


[Ya Tuhan… kalau di utara ada monster seperti itu, aku sudah mati iri duluan!]


Namun lalu wajahnya bersinar harapan.


[Brother Zhuo… masa depanku, hidupku, bahkan kesempatan menikahi Sister Xue… semuanya kini berada di tanganmu! SELAMATKAN KAMI!]




[Bab ini bikin merinding—Zhuo Fan benar-benar berubah dari “penipu Soul Harmony” jadi monster tak tersentuh yang membunuh pangeran kedua hanya dengan satu pukulan. Dan yang paling ngeri: ini baru pemanasan.]

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .