Rumble~
Hukuman surgawi—eksekusi tertinggi yang dimiliki Kekaisaran Sword Star. Pada saat kerajaan didirikan, sebuah formasi tingkat-12 dibangun di pusat alun-alun ini, memuat teknik bumi (earth-rank) milik Patriark, Void Slash.
Dua belas master formasi membentuk segel tangan. Petir berkumpul, saling bertaut seperti naga perak sebelum membentuk pedang petir raksasa yang mampu memusnahkan tubuh, pikiran, dan jiwa sekaligus.
Karena kengerian inilah, tak ada satu pun manusia yang sanggup menahannya. Hukuman ini adalah lambang mutlak kuasa kerajaan.
Setiap eksekusi dengan hukuman surgawi selalu disaksikan langsung oleh Kaisar, Perdana Menteri, dan seluruh pejabat tinggi—sebagai penghormatan terhadap Patriark, dewa pedang mereka.
“Heavenly punishment segera turun! Ada tanda-tandanya dia datang?”
Suara petir menggelegar semakin keras. Cahaya menyilaukan bercabang-cabang, semua menyatu membentuk bilah mengerikan.
Murong Xue melihat ke langit, wajahnya muram.
“Aku pasti sudah gila… kenapa aku pernah setuju ikut rencana bodoh ini? Sudah kuduga, dia itu brengsek.”
Penduduk ibu kota menengadah dengan takjub, seakan menonton pertunjukan kembang api langit.
Betapa jarangnya hukuman surgawi… sudah beberapa abad tidak digunakan.
Terakhir kali digunakan adalah seratus tahun silam—pada Serene Shores Trading. Kini ia muncul lagi, dan warga ibukota ekstatis.
Wu Randong memandangi kerumunan itu dengan tatapan mencemooh.
Banyak cara untuk membunuh manusia.
Kenapa kerajaan memilih yang ini? Untuk kalian! Agar ketakutan kalian tetap hidup! Pedang petir ini bukan hanya di leher kami—tapi juga di leher kalian semua. Dan kalian… malah senang? Bodoh.
Ia menutup mata.
Menunggu pedang surga itu jatuh—bukan sebagai kematian, tetapi pembebasan.
Bawahan Devil Palace menjerit putus asa.
“Selamatkan kami, Palace Lord! Dharma Kings! Kami tidak mau mati!”
“Palace Lord! Engkau satu-satunya yang kami yakini! Kegelapan menelan bintang—Sword Star Empire akan runtuh!”
“Devils are victorious! Darkness strikes! Takes the skies and makes us kings!”
Teriakan itu meledak lebih keras, lebih panas. Seperti nyanyian fanatik.
Penduduk yang tak tahu Devil Palace merasa hati mereka terguncang.
Siapa yang mereka panggil? Apa benar ada ‘iblis’ yang bisa menantang kerajaan?
Baili Jingwei tak berkedip, memperhatikan sambil menahan senyum.
Ia ingin memancing munculnya Palace Lord. Jika datang—ia akan memusnahkan semuanya sekaligus. Jika tidak, semakin keras mereka berteriak, semakin tercoreng nama Dark Demon Lord.
Apa gunanya pria kuat… jika dia tak bisa melindungi bawahannya?
Ling Yuntian menggeleng putus asa.
Gila… apa mereka pikir pemimpin mereka bodoh sampai berlari masuk ke perangkap dengan sepuluh Sword King menunggu?
Luo Yunhai mendesah.
“Pemimpin besar mana pun tak akan turun tangan demi prajurit kecil. Dark Demon Lord tidak akan datang.”
“Diam, Yunhai!”
Luo Yunchang memotong, menatap tajam.
“Kalau bukan demi mereka… dia akan datang demi kita.”
Luo Yunhai membelalak.
“Sister… kau mengenal Dark Demon Lord?”
“Kau juga mengenalnya. Dia itu—”
RUMBLE!!
Guruh maha dahsyat memutus kalimatnya.
Pedang petir raksasa sepanjang tiga ratus meter telah terbentuk penuh, dan jatuh lurus ke arah mereka.
Tak ada yang bisa menahan teknik bumi milik Patriark Baili Yutian.
Boom!
Ketika gelombang maut itu turun, seluruh tubuh terasa seribu ton lebih berat.
Tak ada penyelamat.
Tak ada harapan.
Teriakan para petinggi Devil Palace mereda menjadi isak.
“Palace Lord… tolong…”
Luo Yunchang mengutuk, “Bajingan itu! Bahkan sekarang pun tidak datang?”
Luo Yunhai tersenyum pada istrinya.
“Ayo pergi bersama.”
“Ya, suamiku.”
Yue’er menggenggam tangannya erat.
Keduanya menutup mata.
Baili Jingwei tersenyum puas.
Dark Demon Lord… sampah. Semua selesai hari ini.
Lalu—
“Earth-level — Devil Palm.”
Suara tenang itu memecah seluruh langit.
Bayangan raksasa muncul—sebuah telapak tangan hitam sepanjang ratusan meter. Ruang bergetar.
Pedang petir terhenti.
Seluruh kekuatannya terserap, seperti ditekan oleh kekuatan yang lebih tinggi.
Tiang eksekusi dan seluruh kota terdiam membeku.
Baili Jingwei melonjak berdiri, wajahnya menegang.
Dia benar-benar datang!
Masyarakat menatap tak percaya.
Bagaimana mungkin hukuman surgawi—ilmu bumi Patriark—bisa dihentikan?!
Angin sepoi menggoyang pakaian.
Di tengah scaffold, seorang pria mendarat perlahan.
Jubah putih. Mata tertutup kain hitam. Senyum tipis yang seolah tahu semua rahasia dunia.
Sosok itu membuat seluruh ibu kota bergetar ketakutan.
“Zhuo Fan?!”
Baili Jingwei berteriak, suaranya bergetar.
Whoosh—
Semua Sword King berdiri serentak.
Beberapa terkejut, beberapa bahkan… tampak senang.
Baili Yuyu tersenyum lebar, matanya memerah haru.
Bocah itu hidup. Dia masih hidup…
[Bab ini legendaris—Zhuo Fan masuk seperti iblis yang bahkan langit pun mundur memberi jalan. Cara dia menghentikan hukuman surgawi? Itu bukan cuma penyelamatan… itu deklarasi perang pada seluruh kekaisaran. Epic banget!]