Ch 1272 - Swordsmanship Battle

Novel: The Steward Demonic Emperor

Sword Emperor turun melayang, rambut putihnya berkibar, menampilkan wajah kurus yang cekung. Korosi dari energi hitam yang menyelimuti tubuhnya menebar rasa ngeri pada siapa pun yang melihat.


Dia sudah tak lagi tampak seperti kepala dari Delapan Emperor, lebih mirip iblis yang disemburkan dari neraka.


Sword Emperor memaki, sama sekali tak menyadari siapa Zhuo Fan,

“Sampah! Aku adalah kepala Delapan Emperor, puncak jalan yang benar. Mana mungkin aku membantai anak buahku sendiri. Hanya Demonic Emperor dan bajingan sejenisnya yang menodai tangan dengan perbuatan seperti itu. Aku pria yang terhormat dan rendah hati, kau tidak punya hak menjelekkan namaku!”


“Ya, Ayah, di sini cuma ada abu. Dari mana Ayah tahu dia membunuh anak buahnya sendiri? Tulang pun tidak ada.”


“Tatapannya yang kalap sudah cukup bicara, dia sudah berkultivasi terlalu jauh.”


Zhuo Fan menunjuk pada mata Sword Emperor yang kehilangan kewarasan.

“Lima dari Delapan Emperor bersembunyi dengan membawa anak buah dan cukup ‘bahan’, mengira suatu hari bisa keluar lagi. Tapi keserakahan itu tidak pernah ada habisnya. Begitu Demon Transformation Art dibawa terlalu jauh, pikiran pun bengkok. Saat stok ‘bahan’ habis, nafsu mereka akan makin menggila dan berbalik memangsa orang-orangnya sendiri.


“Kalau dia sudah segila ini, itu bukti kalau dia tak lagi mampu menahan dorongan itu—berkeliling seperti binatang buas kelaparan, menyedot hidup siapa pun yang ditemuinya. Makanya aku yakin, anak buah Sword Emperor sendiri sudah dia jadikan abu. Tapi kakek ini masih saja menganggap dirinya teladan kehormatan dan integritas. Perbuatannya sendiri yang menyeret jiwanya lebih dalam ke jurang daripada Enchanting Empress, sampai-sampai tak lagi menganggap anak buahnya sebagai manusia, hanya ‘bahan berjalan’.”


Sword Child mengangguk.

“Aku sudah curiga begitu dia bahkan tidak ingat siapa Steward Zhuo yang hebat ini.”


“Steward Zhuo? S-siapa itu?”


Sword Emperor menggeleng, mata berkabut.


Zhuo Fan menyeringai meremehkan.

“Aku dulu cuma orang kecil, tidak pantas menarik perhatian Sword Emperor. Tapi ada satu nama yang kupastikan masih kau ingat.”


Zhuo Fan berhenti sejenak.


“Sword Emperor, kau masih ingat Demonic Emperor Zhuo Yifan?”


“Z-Zhuo Yifan?”


Wajah Sword Emperor bergetar, lalu ia meraung,

“Zhuo Yifan bukan kepala Delapan Emperor, AKULAH yang jadi kepala! Dia sudah mati, Nine Serenities Secret Records jadi milikku. Dia tidak bisa mengancamku, ha-ha-ha! Zhao Chen yang bodoh, aku yang mengangkatnya ke posisi Delapan Emperor, dan aku juga yang menjatuhkannya. Dia bahkan tak layak menghadapiku. Sampah tak berguna. Aku hanya memanfaatkannya untuk menekan gurunya, hi-hi-hi…”


Zhuo Fan menarik napas panjang, wajahnya datar tapi matanya sarat ejekan.

“Sword Emperor, kau menginginkan Nine Serenities Secret Records sebegitu parahnya?”


“Tentu saja. Metode kultivasi Demonic Sovereign harus menjadi milikku. Karena Zhuo Yifan tidak mau memberikannya, aku bunuh dia.”


“Selamat. Sekarang kau sudah mendapatkannya.”


“Oh, ya?”


Sword Emperor membalik-balik lengan bajunya yang kotor, seolah mencari sesuatu.

“Di mana, di mana Nine Serenities Secret Records-ku?”


“Di dalam hatimu. Bukankah kau sedang mengkultivasikannya?”


“Oh, jadi aku memang sedang mengkultivasikannya? Ha-ha-ha, memang!”


Sword Emperor tertawa gila.

“Aku telah mengkultivasi Nine Serenities Secret Records dan menjadi Demonic Sovereign. Tidak ada yang bisa menghentikanku. Seven Sacred Mountains bukan apa-apa selain serangga di bawah kakiku, ha-ha-ha…”


“Ya, kau penguasa tertinggi, berdiri di puncak dunia. Hanya saja masih ada satu orang di atasmu.”


“Siapa?” Sword Emperor menatap Zhuo Fan dengan buas.


Zhuo Fan tersenyum.

“Aku.”


“Kau? Siapa kau?”


“Demonic Emperor, Zhuo Yifan,” ujar Zhuo Fan pelan.


[Apa?!]


Sword Emperor mundur dua langkah, terhuyung.

“Tidak, dia sudah mati! Dia tidak mungkin hidup!”


“Kau salah. Demonic Emperor Zhuo Yifan tidak mati. Dia berdiri tepat di depanmu. Selama dia hidup, kau akan selalu jadi nomor dua, Sword Emperor Ao Changtian.”


“Tidak! Aku telah mengkultivasi Nine Serenities Secret Records, akulah Demonic Sovereign! Demonic Emperor bukan apa-apa bagiku!”


“Salah lagi. Demonic Emperor juga mengkultivasi Nine Serenities Secret Records, dan jauh lebih sempurna darimu. Kau akan selamanya hidup dalam bayangannya.”


“Aaaargh!”


Sword Emperor meraung, matanya memerah, menatap Zhuo Fan penuh niat membunuh. Ia menebas dengan pedang hitam ke arah Zhuo Fan.

“Zhuo Yifan, MATI! Mati, supaya aku bisa menjadi kepala Delapan Emperor, nomor satu di dunia!”


Ding!


Serangan Sword Emperor terpental. Ia mundur lima langkah, baru sadar ada bocah delapan tahun di samping Zhuo Fan yang tersenyum kejam.


“Kalau mau menyentuh Ayahku, lewat dulu dari aku!”


“Kau siapa?”


“Dia Sword Emperor,” jawab Zhuo Fan tenang.


Sword Emperor tertegun.

“A-a-aku Sword Emperor? Kalau begitu aku ini siapa?”


“Kau boleh jadi siapa saja sesukamu, tapi gelar Sword Emperor tidak akan pernah menjadi milikmu lagi. Kau tidak layak.”


Zhuo Fan menyeringai.

“Sword Emperor, Emperor pedang. Mungkin bukan yang terkuat di antara Delapan Emperor, tapi seharusnya berdiri di puncak jalur pedang, berada di tempat yang mustahil dijangkau yang lain. Tapi sekarang, Ao Changtian, ada orang yang melampaui pedangmu. Putraku yang mengambil gelar itu, meninggalkanmu tertinggal jauh, ha-ha-ha…”


Wajah kelam Sword Emperor terpelintir.

“Tidak, AKULAH Sword Emperor! Akulah yang memiliki pedang tertinggi di antara Delapan Emperor. Tidak ada yang bisa merebut namaku!”


Bam!


Sword Emperor meraung dan melesat ke langit. Cahaya emas meledak dari tubuhnya, membentuk sebuah pedang besar yang menggantung di angkasa—indah, tapi tercemar oleh korosi energi hitam.


Sacred Body?


Sword Child melirik Zhuo Fan.

“Dia sudah jadi Saint.”


“Kau tidak mau melawannya?”


“Jelas tidak. Aku datang untuk mengambil gelarnya. Berani-beraninya menyebut diri Sword Emperor di depanku, itu sama saja minta dihajar.”


Sword Child tertawa dingin dan menukik ke arah Sword Emperor.


Sword Emperor menatap bocah itu dengan marah.


[Berani-beraninya merampas namaku! Rasakan pedangku!]


Whoosh~


Gelombang pedang emas raksasa menebas turun, penuh kekuatan dahsyat.


“Pedang yang menindih langit, membawa berkah ke dunia, dan menyapu bersih kejahatan!”


“Hmph, kau masih berani bicara soal menyapu kejahatan? Kau sendiri sudah jadi iblis, dan masih bermulut suci?” cibir Sword Child.


Ia mengangkat dua jari, cahaya merah menyala di ujungnya.

“Soaring Sword, Obliterate!”


Baaam!


Gelombang pedang emas itu langsung remuk.


Sword Emperor terbelalak, lalu buru-buru mengayunkan tebasan lain.

“Pedang yang menyapu Delapan Emperor, memusnahkan iblis dan kejahatan!”


“Pedangmu sudah kehilangan hati yang lurus, apa yang mau disapu?”


Sword Child mengejek.

“Pedangmu kotor, dan kau masih menyebut dirimu Emperor? Kau mempermalukan semua kultivator pedang di dunia. Menghilanglah!”


Jari Sword Child terayun, memicu gelombang pedang menggelegar—variasi dari Sundering Sword Art. Tebasan emas itu sekali lagi dihantam hancur.


Sword Emperor terpaku.


[Kenapa Sacred Body-ku… makin lemah?]


Sword Child sudah tiba di hadapannya, kali ini jari-jarinya diselimuti cahaya hitam.

“Nikmati pedang yang sesungguhnya. Apocalyptic Sword!”


Hu~


Kegelapan menyapu naik, menembus kepala raksasa Sacred Body dan membelahnya menjadi dua.


BOOOM!


Sacred Body meledak, menghilang tanpa bentuk. Sword Emperor menyemburkan darah dan jatuh menghantam tanah, kekuatannya lenyap.


Matanya masih kosong, bergumam lirih,

“Kenapa? Aku Saint, kenapa pedangku malah melemah?”


“Karena kau meninggalkannya.”


Zhuo Fan berjalan mendekat, menghela napas.


“Ao Changtian, waktu dulu kita berjuang membangun nama di Sacred Domain, tak satu pun dari kita yang mau mundur dari pertarungan. Tapi pada akhirnya, ketika Delapan Emperor terbentuk, aku yang berdiri di puncak, dan kau… tetap berada di posisi kedua.”


“Zhuo Yifan…” Tatapan Sword Emperor sedikit jernih,

“Bagaimana kau masih hidup… dan terlihat seperti ini? Steward Zhuo…”


“Oh, sudah sadar?”


“Yang kutahu… aku kalah.”


Sword Emperor tersenyum getir.

“Tapi aku bukan kalah dari bocah itu, melainkan kalah dari diriku sendiri. Aku, Sword Emperor, meninggalkan jalan pedang dan beralih ke metode kultivasi demonic yang rapuh. Aku membuang pedang demi mengejar jalur sesat. Begitu energi demonic tersapu dari tubuhku, akhirku sudah jelas. Aku mati… tapi sekarang aku mengerti kenapa. Pedangku tidak butuh metode Demonic Sovereign. Itu bukan diriku yang sebenarnya.”


Zhuo Fan mengangguk dan meraih tangan tuanya.

“Bagus, kau akhirnya menyadarinya. Sebagai rival lama, aku akan melupakan dendam di antara kita dan mengantarmu pergi.”


“Terserah, Zhuo Yifan.”


Sword Emperor mengangguk pelan, lalu memandangi energi hitam yang berputar di tangannya.

“Ini… apa?”


“Bukankah sayang kalau kekuatanmu begitu saja kembali ke langit? Lebih baik aku yang mengambilnya.”


“Kau…” Wajah Sword Emperor bergetar, lalu ia menghela napas.

“Zhuo Yifan, kau masih sama menyebalkannya. Inikah maksudmu ‘mengantarku pergi’? Mengubahku jadi ‘bahan’ untukmu. Hati-hati, jangan sampai kau berakhir sepertiku.”


“Tenang saja. Aku sudah melewati titik di mana keserakahan memimpin langkahku. Aku punya cukup kendali untuk tidak jatuh ke jurang yang sama, he-he-he…”


“Ha-ha-ha, bagus… Aku tak pernah menyangka, dendam lima ribu tahun lalu ternyata baru awalnya saja. Pada akhirnya, kau yang menang, rival lamaku.”


Sword Emperor menutup mata tanpa penyesalan, tubuhnya berubah menjadi abu. Zhuo Fan melepaskan abu itu dari genggaman, sementara aura di tubuhnya melonjak tajam…




[Ao Changtian akhirnya ‘pulang’ sebagai pendekar pedang, bukan iblis rakus—dan tetap kalah oleh orang yang sama. Zhuo Fan makin kelihatan, dia bukan cuma mastermind, tapi juga algojo terakhir bagi generasi lama. 🔥]

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .