“Kenapa aku merasa dia sedang mempermainkanku? Apa dia sengaja melakukan ini hanya untuk melihat reaksiku?” Murong Xue bergumam, entah kepada siapa. Para Sovereign dan sacred beast lainnya pun sama terkejutnya. Memahami dan menyelesaikan satu jalur baru begitu saja—itu terdengar mustahil. Namun di sisi lain, jalur iblis dan jalur kebenaran memang sangat mirip; hanya sudut pandangnya yang berbeda, tempat keduanya bercabang.
Pemikiran itu membuat semua orang terdiam, merenungkan arah kultivasi mereka sendiri—menyelaraskannya dengan tujuan dan harapan masing-masing.
Ye Lin adalah yang pertama tersadar. Ia menoleh ke Elder Song yang kini duduk terengah-engah setelah memforsir dirinya dalam pertempuran. Orang lain mungkin berpikir ia bisa roboh hanya dengan sedikit sentuhan, tapi itu tak menghentikan Ye Lin yang ceroboh untuk bertanya.
“Elder Song, kenapa Anda baru ikut bertarung ketika salah satu dari kami hampir mati? Peristiwa prismatik Anda sudah selesai saat Heavenly Sovereign datang memeriksanya. Dan kekuatannya… itu luar biasa.”
Pertanyaan Ye Lin langsung menarik perhatian semua orang—tatapan penuh iri, kagum, dan hormat tertuju pada sang alkemis tua.
Para petinggi Luo Clan juga memperhatikan. Setiap peristiwa yang dipicu Zhuo Fan selalu menjadi bahan pelajaran berharga—bukan hanya untuk kultivasi, tapi juga pemahaman tentang dunia.
Pertama kali itu terjadi saat Zhuo Fan memeriksa warisan empat Sovereign di Nether Sea. Hasilnya luar biasa: mereka semua melonjak satu tingkat penuh ke Tahap Emperor dalam waktu singkat.
Mengingat betapa susahnya naik satu tingkat di dunia fana dulu, rasa getir pun muncul. Heavenly Sovereign benar-benar telah merampas masa depan mereka. Seandainya tidak, mungkin mereka sudah mencapai tahap ini berabad-abad lalu—bahkan tanpa dorongan Zhuo Fan.
Namun jika dipikirkan ulang, mereka sadar: kesulitan melahirkan kemajuan, sementara kemanjaan justru membawa kemunduran. Jika bukan karena energi spiritual yang tipis di dunia fana, mereka tak akan dipaksa mencari jalan lain menuju kekuatan. Invincible Sword adalah contoh paling nyata—bahkan mampu menembus batas dunia fana, meski akhirnya mati.
Ia menjerumuskan seluruh dunia fana ke dalam perang demi satu tujuan: berkembang. Apa yang ia peroleh dari Sundering Sword tak tertandingi, hingga ia mengincar empat pedang ilahi lainnya dengan segala cara.
Hal itu berlaku pula bagi mereka semua. Meski tak seekstrem Invincible Sword, masing-masing mengejar tujuan dengan caranya sendiri. Tekad dan karakter mereka ditempa olehnya. Saat tiba di Sacred Domain, mereka tak sekadar berdiam diri menikmati energi spiritual yang melimpah—mereka bekerja lebih keras dari sebelumnya.
Fakta bahwa mereka kini adalah Sovereign menjadi buktinya.
“Upayaku mempelajari alkimia membawaku ke jalan berbahaya, bahkan tanpa kusadari sejauh apa aku tersesat,” Elder Song menghela napas lelah. “Kalian tentu tahu ledakan-ledakan yang hampir merenggut nyawaku.”
Yang lain mengangguk, teringat kedahsyatan lonjakan kekuatannya—selalu diiringi peristiwa prismatik.
“Dalam proses refining, aku selalu berusaha menciptakan sesuatu yang tak mungkin dicapai oleh bahan apa pun. Suatu kali, aku berhasil—dan sekaligus gagal,” lanjut Elder Song.
“Maksud Anda pil transparan yang menyelamatkan Anda? Yang juga Anda berikan pada Murong Xue?” tanya Kunpeng.
“Benar. Itu belum sempurna, tapi melampaui semua pemahamanku tentang alkimia—bagaimana memurnikannya, apa yang digunakan, bahkan kapan. Dari situlah aku sadar: aku tak butuh api, kuali, bahkan bahan.”
“Apa? Menciptakan sesuatu dari ketiadaan? Itu mustahil!” Dragon Ancestor menolak mentah-mentah.
“Benarkah?” Elder Song mengangkat telapak tangan. Sebuah Heavenly Eye mini terbentuk, membuat semua orang merinding oleh tarikan halusnya. “Aku baru menembus batas setelah menyadari kebenaran ini—mengorbankan segalanya dari diriku sendiri untuk membentuk jalurku. Dari jalur itu, aku menciptakan diriku kembali. Itulah jalur penciptaan.”
“Itu sebabnya peristiwa prismatik Anda begitu tak masuk akal,” Murong Xue terperanjat. “Karena Anda lebih dekat pada Kehendak Langit—tindakan penciptaan. Penciptaan dunia dan segala isinya.”
“Aku memang bisa menciptakan apa pun yang kupikirkan, tapi harganya sangat besar,” Elder Song menghela napas. “Istirahat saja tak cukup. Keberadaanku terkuras—jiwa, tubuh, dan pikiranku. Itulah sebabnya aku tak menyelamatkan diriku kecuali benar-benar perlu. Agar aku bisa bertarung lebih lama bersama kalian. Dan hasilnya… kalian tahu sendiri.”
“Lalu kenapa terlambat bergabung?” tanya Sea Ao. “Anda bisa menghindarkan kami dari berada di ujung maut.”
“Aku sedang membimbing muridku menemukan jalurnya,” jawab Elder Song tenang. “Seperti yang telah kulakukan sejak Senior Sea Ao menegurku di titik terendahku. Membimbing Yan Fu membuka mataku pada hal-hal yang selama ini kuabaikan. Perubahan sudut pandang itulah yang menyempurnakan jalurku. Kini, kuharap ia pun akan berhasil—dan kita bisa menyingkirkan Heavenly Sovereign.”
Diskusi berlanjut lama setelah itu. Mereka saling bertukar gagasan, belajar dari pengalaman hidup dan peristiwa yang baru saja dilalui.
Sementara itu, Zhuo Fan sesekali melepaskan mote cahaya prismatik—kadang cepat, kadang lambat—menandakan kemajuan stabil menuju Tahap Supreme.
Adapun Heavenly Sovereign, tak ada yang tahu kapan ia akan kembali.
Namun satu hal pasti—ia akan kembali.
[Gila… creation path Elder Song itu benar-benar cheat tapi bayarannya nyawa 😰
Dan Zhuo Fan? Dia santai banget sambil “naik level”, padahal boss terakhir jelas bakal balik dengan sesuatu yang lebih gila lagi.]