“Kenapa kalian ikut ke sini? Dari formasi penyamaran dan penggunaan sacred stone saja sudah jelas tempat ini di luar jangkauan sekte-sekte biasa. Di sini kita akan berhadapan dengan ‘ahli sungguhan’. Dengan datang ke sini, kalian pada dasarnya sedang menyerahkan nyawa.”
Melihat tiga wajah yang masih meringis kesakitan setelah jatuh, Zhuo Fan mengingatkan mereka.
Pangeran keenam cekikikan,
“He-he-he, Tuan Zhuo, kalau aku sudah bilang akan mengantarkanmu ke tempat yang kau cari, aku tidak akan mundur di tengah jalan.”
“Aku bisa mencari sisanya sendiri.”
Zhuo Fan menimpali datar.
Lian’er mengerutkan kening dan menatap Zhuo Fan lekat-lekat.
“Kami sudah menyinggung Putra Mahkota. Yang Mulia juga mengatakan tempat ini menyimpan malapetaka besar bagi Quanrong. Aku ingin mengatasi bencana ini… lalu memohon pengampunan pada Yang Mulia.”
“Fakta bahwa sesuatu disegel di sini saja sudah menunjukkan itu di luar kemampuan kalian. Taruhan seperti ini ujung-ujungnya cuma kematian.”
Zhuo Fan melirik sekilas, lalu mengalihkan tatapan pada Tuoba Liufeng.
“Kalau kau? Apa alasanmu?”
Sambil menggaruk punggung, Tuoba Liufeng menjawab sambil terengah, menunjuk ke arah Lian’er.
“Aku ikut… karena dia.”
“Alasanmu justru yang paling masuk akal.”
Zhuo Fan mengangguk tipis.
“Sekarang, bawa mereka dan naiklah lagi.”
Ia berbalik dan berjalan lebih dalam.
Pangeran keenam dan Lian’er buru-buru bersuara,
“Kami tidak akan pergi! Kami ikut denganmu!”
Tuoba Liufeng mengerutkan kening, menengadah menatap lubang gelap di atas. Tidak ada jalan memanjat, dan sejak tadi mereka tidak bisa terbang di tempat ini, hanya jatuh bebas sampai mendarat dengan pantat duluan.
“Lagipula… seberapa dalam tempat ini? Kita tidak bisa terbang, jatuhnya pun keras begini.”
“Iya juga… Eh, Tuan Zhuo! Kenapa Anda tidak jatuh?”
Pangeran keenam baru kepikiran.
Zhuo Fan menoleh sebentar.
“Di sini ada Spatial Bind Array yang mencegah orang terbang.”
“Kalau begitu, kenapa Anda bebas?”
“Spatial Bind Array ini formasi tingkat 6. Segala sesuatu di bawah tingkat 7 tidak akan berpengaruh pada eksistensi ethereal. Karena aku sudah membentuk jiwa, formasi ini tidak mempan.”
Zhuo Fan berjalan lagi ke depan.
“Kalian tidak bisa kembali, dan aku tidak punya waktu untuk membongkar formasinya. Jadi ya, kalian ikut saja.”
“Siap!”
Pangeran keenam dan Lian’er langsung bersorak dalam hati dan mengikuti dengan senang hati. Tuoba Liufeng tak punya pilihan selain ikut serta sambil menggerutu,
“Zhuo Fan, menurutmu siapa yang menggali terowongan di balik istana ini?”
“Kita akan tahu saat sampai ujungnya.”
Jawab Zhuo Fan datar.
“Yang jelas, pelakunya minimal ahli Ethereal Stage.”
“Kenapa begitu yakin?” tanya Tuoba Liufeng.
Zhuo Fan menjawab sambil mengamati dinding,
“Tidak ada orang waras yang membuat formasi hanya untuk mengikat dirinya sendiri. Ia memasang formasi tingkat 6—batas pemisah antara Ethereal dan dunia fana. Artinya, semua orang di bawah batas itu dianggapnya ‘warga biasa’. Ia jelas tidak ingin mereka masuk ke sini. Hanya mereka di atas garis itu yang boleh—atau para pengikutnya.”
“‘Pengikutnya’?”
Tuoba Liufeng mengulang.
“Benar.”
Zhuo Fan mengangguk, matanya berkilat.
“Di wilayah Quanrong, selain rakyat jelata, masih ada sekte…”
“Beast Taming Sect!”
Tiga orang itu berseru bersamaan. Zhuo Fan mengangguk.
“Ya. Bisa disimpulkan terowongan ini berhubungan dengan Beast Taming Sect. Biar pun penuh ahli, tidak masalah bagiku, selama mereka hanya sekte level bawah tiga. Tapi kalian bertiga…”
“He-he-he, kami baik-baik saja. Selama ada Tuan Zhuo, tidak ada yang bisa menyentuh kami.”
Pangeran keenam tertawa tanpa malu.
Zhuo Fan tersenyum tipis.
“Jangan senang dulu. Aku hanya bisa menjamin diriku sendiri. Untuk ‘barang bawaan’… itu urusan lain.”
“Ugh…”
Pangeran keenam menggaruk kepala. Lian’er mendengus,
“Beast Taming Sect melindungi Kekaisaran Quanrong. Kenapa mereka harus menyakiti kami jika kami tidak bersalah? Mereka itu sekte benar, yang menjunjung akal sehat.”
“Benar, kalau sampai bertemu anggota Beast Taming Sect, kita tinggal jujur bilang tidak sengaja tersesat masuk terowongan ini, lalu menjelaskan siapa kita. Setidaknya mereka akan memberi sedikit kelonggaran pada anak Panglima,” tambah Tuoba Liufeng.
Pangeran keenam ikut mengangguk-angguk, tampak setuju.
Zhuo Fan mendengus pelan.
“Naif. Pernah terpikir kenapa terowongan ini dibuat sedemikian rahasia? Baik yang mengaku benar maupun sesat, keduanya punya sesuatu yang ingin disembunyikan. Begitu rahasianya terbongkar—pembunuhan itu hal wajar, bukan?”
Tubuh kakak-adik Touba langsung merinding.
Zhuo Fan menertawakan kepolosan mereka dalam hati.
Hanya pangeran keenam yang tetap menatap Zhuo Fan dengan sungguh-sungguh.
“Kalau begitu, kami tak punya pilihan selain percaya pada Tuan Zhuo.”
“Sudah kubilang, aku hanya bisa melindungi diriku sendiri.”
“Aku tidak sependapat.”
Pangeran keenam menaikkan alis.
“Kulihat, Tuan sebenarnya mampu melindungi kami, hanya tidak mau mengaku. Kudengar waktu perjalananmu ke Double Dragon Gathering, kau dan tiga gadis dari Mystical Heaven Sect disergap Universal Righteous Sect. Lalu kau memilih berkorban, membuat mereka sempat lolos. Seperti pahlawan sejati. He-he-he… sebagai penggemar berat Tuan Zhuo, wajar dong kalau aku update info.”
Dua orang lain itu terkejut, menatap Zhuo Fan lebar-lebar.
Mereka tidak menyangka, orang yang tampak dingin dan kejam seperti Zhuo Fan pernah melakukan pengorbanan seperti itu.
Zhuo Fan terdiam sejenak. Kenangan hari perpisahan itu muncul—pahit dan menyesakkan. Matanya redup sesaat, lalu ia menghela napas.
“Itu cuma rumor. Kalau aku benar-benar mati demi mereka, lalu siapa yang sedang berdiri di depan kalian sekarang?”
“Pokoknya, kalau Tuan Zhuo sudah memutuskan menyelamatkan seseorang, tidak ada yang bisa membunuhnya.”
Pangeran keenam bersikeras, tatapannya penuh hormat dan kebanggaan.
Zhuo Fan tersenyum tipis dalam hati dan menghela napas.
Dia bukan dewa.
Kalau dia benar sekuat itu, ia takkan perlu takut pada Heavenly Sovereign. Nasibnya dengan Qingcheng juga takkan berakhir seperti itu…
Raut wajahnya meredup, bayangan kesepian muncul sekejap.
“Aaargh~!”
Jeritan terdengar dari bagian terowongan yang lebih dalam.
Mereka berempat langsung berlari ke sumber suara.
Di ujung terowongan, mereka menemukan deretan pintu batu. Salah satunya terbuka sedikit, menebarkan cahaya kuning temaram dari nyala lilin di dalam. Terdengar erangan dan napas berat dari balik pintu.
Mereka mendekat dan mengintip melalui celah.
Seorang pria dan wanita tampak saling bertautan erat di atas ranjang batu, Yuan Qi mengalir di antara mereka.
Lian’er, yang masih polos, langsung memerah padam. Ia terkejut, mundur reflek—dan tanpa sengaja menyepak kerikil.
“Siapa di sana?!”
Pria itu mengaum, menoleh ke arah pintu.
Lian’er menatap Zhuo Fan, penuh rasa bersalah karena membocorkan posisi mereka. Tapi Zhuo Fan sama sekali tidak terganggu. Ia malah mendorong pintu batu lebih lebar dan melangkah masuk dengan santai.
“Bro, sudah selesai? Aku mau tanya beberapa hal.”
“Kalian berani sekali… Siapa kalian?! Atas dasar apa kalian menerobos ruang latihanku?”
Pria itu memaki.
Wanita yang bersamanya hanya melenggang di atas ranjang, memandang mereka dengan tatapan merendahkan.
Zhuo Fan tersenyum tipis.
“Kalian dari Beast Taming Sect, kan? Di tempat ini, apa ada lokasi khusus dengan konsentrasi energi spiritual yang sangat tinggi? Cocok banget buat kultivasi?”
“Dari lubang mana kalian merangkak keluar? Berani sekali menanyakan lokasi tempat latihan berharga milik Beast Taming Sect?”
Pria itu meneliti mereka, lalu tertawa menghina.
“Kalian ini gila atau bodoh? Mau masuk dengan jumlah segini? Kalian pasti bosan hidup, ha-ha-ha…”
Ia tertawa lepas. Zhuo Fan hanya menggeleng.
“Benar, aku datang untuk mati. Kalau begitu, sebelum kami mati, apa kau mau bilang di mana tempatnya?”
“Humph! Buang-buang napas!”
Pria itu meraung. Seekor macan tutul raksasa melompat keluar dari tubuhnya dan menerkam ke arah mereka.
“Rasakan akibat menerobos ke wilayah Beast Taming Sect!”
Bam!
Tatapan Zhuo Fan mendingin. Cakar naga merah darah melesat keluar dari tubuhnya, menampar si macan dalam satu hantaman.
Hewan itu hancur seketika, lenyap tanpa sisa.
Pria tadi bergetar hebat, memandang Zhuo Fan seperti melihat iblis.
“K-kau… siapa sebenarnya?!”
“Buang-buang napas kalau kuberitahu.”
Senyum kejam Zhuo Fan mengembang.
Plop.
Pria itu ambruk, mati dengan mata terbelalak. Bahkan di akhir hayatnya, ia masih tak percaya seorang Radiant Stage bisa membunuhnya secepat itu.
“Kyaaa!”
Wanita di ranjang menjerit histeris melihat pasangannya mati.
Tiba-tiba sebuah bayangan melintas dan menghantam lehernya. Matanya membalik, dan ia ikut roboh—tewas.
Kalau diperhatikan, pelakunya adalah… pangeran keenam.
Namun kali ini, tidak ada senyum konyol, tidak ada tawa heboh. Matanya merah, tubuhnya bergetar hebat oleh amarah dan kebencian…