Ch 826 - Nether Sea

Novel: The Steward Demonic Emperor

Cahaya bulan yang lembut jatuh ke permukaan kolam jernih, sementara burung-burung cantik di sekelilingnya mulai berkicau merdu. Tempat yang sebelumnya penuh hiruk-pikuk kini berubah menjadi tenang dan damai.


Di tengah pemandangan itu, Lian’er dan dua orang lainnya masih berdiri di sana.


Saat kegelapan menghilang dan sinar bulan menerangi wajah mereka yang masih bengong, jantung ketiganya berdegup kencang. Rasanya seperti baru keluar dari neraka—dan menyadari mereka masih hidup.


Mereka hanya terpaku. Entah karena takjub oleh keindahan di sekitar, atau karena mereka tak ingin merusak ketenangan itu…


Byur!


Suara air memecah kesunyian. Permukaan kolam terbelah, dan seseorang muncul dari dalamnya.


Seorang pria dengan otot yang tegas, dilapisi kilau keemasan, sementara sisik-sisik halus mulai tampak di kulitnya.


Rambut hitam pekatnya terurai panjang, berkibar di udara seperti naga hitam. Saat ia melangkah mendekat, sorot matanya yang gelap seolah menyedot siapa pun yang berani menatapnya.


“Z-Zhuo Fan!”


Tubuh Lian’er bergetar. Air mata langsung menggenang. Keputusasaan total yang tadi dirasakannya berubah menjadi sukacita yang menyakitkan hati ketika melihat wajah familiar itu.


Ia tak peduli dengan keadaan Zhuo Fan yang… tidak berpakaian. Lian’er langsung melompat ke arahnya dan memeluk dada kekarnya erat-erat.

“Zhuo Fan, kau masih hidup! Kau hampir membuatku mati ketakutan…”


Zhuo Fan merasakan kehangatan di dadanya, dan tubuh gadis lembut yang menempel erat.


Ia sama sekali tidak bereaksi.

“Nona Lian’er, aku paham kau baru keluar dari neraka. Tapi… bisakah kau minimal membiarkanku pakai baju dulu?”


“Ugh!”


Tubuh Lian’er menegang. Baru sekarang ia sadar wajahnya menempel di dada telanjang Zhuo Fan, kulit ke kulit.


Ia menengadah… dan mendapati kenyataan: Zhuo Fan benar-benar tanpa sehelai benang.


“Aaah!”


Lian’er berteriak, memalingkan wajah dengan pipi memerah.

“K-Kenapa kau keluar tanpa pakaian?!”


Zhuo Fan meliriknya sebentar, lalu mengibaskan tangan. Pakaian keluar dari cincin penyimpan miliknya, dan ia mulai mengenakannya.

“Pakaian lamaku larut di Rawa Abyssal. Lagipula kalau kupakai di dalam kolam, ya basah semua. Masih panjang perjalananmu kalau hal sesederhana ini saja tidak terpikirkan.”


Lian’er manyun.

“Sudah selesai belum?!”


“Sudah.”


Whoosh—


Lian’er langsung berbalik, mendengus kesal.


Zhuo Fan hanya bisa bengong.


[Aku salah apa lagi sekarang?]


Ia melirik Lian’er dari atas ke bawah, lalu menunjuk ke bagian depan pakaiannya yang robek parah.

“Sekarang aku sudah berpakaian rapi, mungkin kau sebaiknya mengurus dirimu sendiri.”


“Aaah!”


Lian’er kembali menjerit dan buru-buru membelakangi mereka bertiga, sibuk merapikan pakaian yang rusak. Setelah agak tertutup, ia menoleh lagi dengan wajah panas, hanya untuk mendapati pandangan menggoda dari Zhuo Fan.


“A-apa yang kau senyum-senyumin?! Jangan lihat!”


“Bukan juga pertama kalinya kulihat, tch.” Zhuo Fan mengklik lidah dan melayang ke tepi kolam.


Wajah Lian’er semakin memerah, sampai telinganya pun ikut panas.


Ingatan itu kembali—saat di Tianyu dulu, ketika Zhuo Fan menyelamatkannya waktu ia yang justru telanjang bulat. Semua emosi yang tertahan menyerbu sekaligus; malu, kesal, tapi juga… sesuatu yang lain.


Zhuo Fan mengabaikan gejolak perasaan gadis itu. Ia menoleh pada dua orang lain.


Mereka tampak girang, bukan hanya karena selamat, tapi juga karena Zhuo Fan masih hidup dan bahkan lebih mengerikan dari sebelumnya.


Pangeran Keenam tak mampu menahan diri.

“Sir Zhuo benar-benar seperti dewa! Semua bajingan itu dibantai dalam sekejap. Aku… aku tak tahu bagaimana harus berterima kasih!”


Ia langsung memberi hormat dalam-dalam.


“Sudahlah. Kau juga mengejar hal yang sama,” kata Zhuo Fan santai sambil melambaikan tangan.


Menggaruk kepala, Pangeran Keenam tertawa kaku.

“Sir Zhuo memang tajam. Aku tahu tak mungkin bisa menyembunyikan apa pun dari sir. Kalau kita kembali ke istana nanti, aku akan jelaskan semuanya.”


“Aku tidak tertarik. Aku tidak membunuh mereka untukmu. Mereka hanya menghalangi jalanku.” Zhuo Fan menggeleng ringan.


Pangeran Keenam mengangguk cepat, lalu baru sadar sesuatu.

“Sir Zhuo… kenapa rambutmu tidak putih lagi?”


“Supaya tidak terlalu mencolok, ha-ha…”


Zhuo Fan menatap sehelai rambut hitam yang ia tarik ke depan wajahnya, lalu menghela napas pelan.


Rambut putih itu muncul karena duka yang dulu menggerogoti hatinya. Tapi setelah Demon Transformation Art dan rawa itu berpadu, rambutnya kembali menjadi hitam legam—bahkan lebih gelap. Hitam yang terasa seolah menyerap apa pun, bahkan cahaya.


Mungkin ini efek dari jiwa kedua, Devouring Domain, yang telah melahap segalanya.


Bagaimanapun, itu tidak terlalu penting bagi Zhuo Fan. Selama ia berjalan sendirian, jauh dari siapa pun yang bisa disebut “teman”, perubahan semacam ini hanya bonus.


Ia mengibaskan rambutnya ke belakang, lalu melangkah menuju kolam.


Ia yakin salah satu dari delapan World Wind Tunnel ada di sini.


[Gambar tua si naga itu ternyata tidak seburuk itu. Sudah saatnya memasang formasi penarikan dan menyelesaikan urusan ini.]


“Ah, itu apa?!”


Lian’er menjerit sambil menunjuk ke arah kolam.


Mereka semua menoleh—dan tubuh mereka menegang.


Di dalam kolam, muncul bayangan-bayangan raksasa yang mengerikan. Masing-masing berukuran ribuan meter, dengan tampang buas dan menakutkan.


Namun permukaan kolam itu seperti cermin; makhluk-makhluk itu seolah berada di dunia lain, sama sekali tak menyadari keberadaan mereka.


Tetap saja, aura yang terpancar dari mereka membuat tulang siapa pun bergetar.


Ini jelas bukan sekadar spiritual beast biasa.


Tuoba Liufeng menelan ludah.

“A-apa itu semua? Kalau mereka keluar… dunia ini bisa kiamat.”


Nether Sea.


Mata Zhuo Fan berkilat.


Yang lain hanya menatap kosong. Mereka tak mengerti. Zhuo Fan juga tidak menjelaskan.


Nether Sea adalah salah satu daerah paling brutal di Domain Suci. Bahkan seorang Saint pun enggan menginjakkan kaki di sana. Puluhan spiritual beast air peringkat ke-12 hidup di kedalaman laut itu, sementara seluruh permukaannya diselimuti energi gelap ekstrem, tempat yin terkental.


Kekuatan siapa pun yang masuk ke sana akan merosot tajam.


World Wind Tunnel di sini tersambung ke Nether Sea. Inilah alasan mengapa rawa di tempat ini begitu aneh. Karena terpengaruh Nether Sea, sifatnya berubah menjadi luar biasa berbahaya.


Makhluk-makhluk di kolam itu bukan binatang yang hidup di sana, melainkan bayangan yang dipantulkan cahaya bulan ke permukaan, menembus lapisan yin yang pekat—memberi sekilas pandang ke Nether Sea.


Setelah memastikan itu, Zhuo Fan mulai menggerakkan tangannya. Batu-batu suci tersebar ke segala arah, jatuh ke permukaan kolam, mengacaukan refleksinya.


Trio itu menahan napas, tak berani mengganggu.


Tiga jam kemudian, Zhuo Fan berhenti menebar batu. Ia membentuk sebuah mudra dan berteriak:


Roh bulan, segel ladang bunga ini, tarik ke domain fana sampai gunung terbentuk, untuk mengguncang langit!


Hum—


Gelombang ruang menyapu tempat itu. Kolam jernih bergetar seolah-olah struktur ruang di sana terpelintir.


Lalu semuanya kembali tenang.


Yang tampak di hadapan mereka kini hanyalah lautan bunga, seperti sebelumnya.


Pangeran Keenam mengangkat alis.

“Sir Zhuo, kolamnya ke mana?”


“Sudah kusegel.”


Zhuo Fan melangkah ke padang bunga. Kali ini ia tidak tenggelam seperti dulu. Rawa Abyssal telah lenyap.


“Aku menyegel tempat ini. Tak akan ada lagi rawa yang muncul, dan tidak akan ada lagi ‘Crescent Pool’ yang aktif di bawah sinar bulan.”


Pangeran Keenam mengangguk.

“Jadi ini tujuan Sir Zhuo?”


“Ya.”


Mata Zhuo Fan berkilat, lalu ia berbalik.

“Aku sudah selesai di sini, jadi aku pergi. Karena kalian sudah membantuku sejauh ini, anggap saja ini balas budi agar kita impas.”


Kilatan merah darah melintas di tubuh Zhuo Fan. Aura darah dao menyembur keluar, terbang tinggi ke langit dan menghilang.


Tak lama kemudian, jeritan terdengar dari segala penjuru sekte.


Lian’er terperanjat.

“Itu suara apa?!”


“Para petinggi Sekte Beast Taming sudah mati. Yang tersisa tinggal para murid. Karena kalian tak akan sanggup mengurus mereka… biar aku yang menghapus semuanya.”


Mata Zhuo Fan memancarkan hawa dingin.


Lian’er bergidik sadar bahwa Zhuo Fan benar-benar menghabisi sekte ini sampai ke akar.


Pangeran Keenam justru terlihat sangat lega. Ia berlutut dan memberi hormat dalam, sambil hampir menangis.

“Terima kasih atas semua yang telah Sir Zhuo lakukan. Quanrong… tidak akan pernah melupakan ini…”

Komentar

Untuk berkomentar, silakan login dengan Google .