“Grandmaster Gu, kita akan berangkat besok pagi-pagi sekali.”
Fajar hari keempat pun tiba, tetapi Zhuo Fan sama sekali belum meminta izin untuk pulang ke rumah. Padahal, sejak awal Baili Jingwei sudah menunggu momen itu supaya Zhuo Fan bisa “laporan”. Karena itu, ia memberikan alasan yang sempurna untuk membuat Zhuo Fan pulang dulu,
“Begitu tiba di ibu kota, kita harus menghadap Yang Mulia Kaisar, lalu menemui Yang Mulia Putra Mahkota untuk mengobatinya. Urusannya akan sangat rumit dan memakan waktu lama. Mengurus keluarga di tengah kesibukan seperti itu akan sulit.
Grandmaster Gu pasti harus meninggalkan keluarga untuk sementara waktu. Jadi sebelum kita berangkat, apakah Grandmaster ingin pulang dulu dan berpamitan? Supaya tidak terlihat dingin di mata keluarga.”
Zhuo Fan tersenyum, langsung menangkap maksudnya.
“Perhatian Perdana Menteri benar-benar halus. Memang itu juga niat saya.”
“Kalau begitu, hari ini Grandmaster Gu bisa kembali ke keluarga. Besok, Dragon Cleaving Sword King akan mengawal kita menuju ibu kota. Aku sudah meninggalkan ibu kota hampir setengah bulan. Kondisi Putra Mahkota tidak boleh ditunda terlalu lama lagi.” Mata Baili Jingwei berkilat, nada suaranya tampak tak sabar.
Di dalam hati, Zhuo Fan terkekeh, tapi di wajah ia tetap mengangguk hormat,
“Saya sangat mengagumi pengabdian Perdana Menteri pada negeri dan rakyat. Tenang saja, begitu kita tiba di ibu kota, saya akan mengerahkan segenap kemampuan untuk menyembuhkan Putra Mahkota, sebagai balasan atas budi baik Perdana Menteri kali ini.”
“Terima kasih, Grandmaster Gu. Bagaimanapun juga, satu hari ini sangat singkat, jadi segeralah kembali pada keluarga!” Baili Jingwei mengibaskan tangan dengan senyum ramah.
Zhuo Fan mundur setelah memberi salam. Begitu sosoknya menghilang dari pandangan, Shangguan Feiyun muncul dari pintu samping dan menyeringai,
“Pergi menyampaikan laporan, ya?”
“Ya, sekarang giliran mereka bergerak, ha-ha-ha…”
Baili Jingwei bersandar santai di kursinya, wajahnya penuh rasa puas seolah seluruh papan catur dunia ini sudah sepenuhnya berada di telapak tangannya. Tak seorang pun bisa lepas dari kendalinya…
Zhuo Fan pulang ke markas klan Shangguan dengan pikiran yang jernih dan tujuan yang jelas: menyerahkan peta yang mereka minta untuk ia lengkapi.
Begitu pintu rumah dibuka, Shangguan Qingyan langsung menariknya masuk, bahkan sempat melongok ke luar dulu untuk memastikan keadaan aman. Baru setelah itu ia menutup pintu rapat-rapat dan menyeretnya ke ruang tengah.
“Cepat, Ayah dan yang lain sudah nggak sabar nunggu!”
“Paman menunggu saya?” Zhuo Fan mengangkat alis.
“Padahal Baili Jingwei baru saja mengizinkan saya keluar hari ini. Kalian kok bisa tahu secepat ini?”
Shangguan Qingyan memutar bola mata.
“Tentu saja kami tidak tahu. Ayah dan para Venerable memang sudah gelisah sejak kamu pergi, terus-terusan menunggu kabar baik. Tapi sampai lima hari berlalu belum juga ada berita. Kalau lebih lama lagi, Ayah pasti sudah menyuruhku menjemputmu.”
Zhuo Fan mengangguk tipis. Dari situ ia bisa menilai betapa pentingnya operasi ini bagi Shangguan Feixiong, dan betapa tegangnya semua orang menunggu hasil.
Untuk Zhuo Fan, itu justru menguntungkan—semakin tegang mereka, semakin mudah ia membohongi mereka. Menjadi pemenang terakhir dalam misi ini akan jadi urusan sepele.
Zhuo Fan menyeringai, membiarkan Shangguan Qingyan menariknya ke ruang tengah.
Shangguan Feixiong dan yang lain tampak gelisah luar biasa, mondar-mandir seperti kursi mereka penuh paku.
“Ayah, Sir Gu sudah kembali!”
Suara ceria Shangguan Qingyan bergema di seluruh ruangan, seketika menarik semua perhatian. Semua pasang mata menatap wajah tenang Zhuo Fan dengan tatapan menyala penuh harap.
Melihatnya begitu santai, rasa hormat mereka justru semakin besar. Seakan mereka sedang menatap leluhur klan sendiri.
Shangguan Feixiong melangkah maju, menarik napas panjang. Ia menggenggam kedua bahu Zhuo Fan dan berkata dengan suara bergetar,
“Yifan, a-akhirnya kau kembali.”
Sss~
Penantian yang terlalu lama membuat saraf Shangguan Feixiong menegang sampai ia lupa diri dan mencengkeram terlalu keras. Zhuo Fan sampai meringis kesakitan.
“Paman, t-tangan Paman…”
“Oh, maaf, maaf, aku terlalu bersemangat, ha-ha-ha…”
Shangguan Feixiong buru-buru melepas genggamannya dengan senyum canggung, lalu segera mengerutkan dahi, kembali serius.
“Yifan, bagaimana? Petanya…”
Dengan senyum selebar telinga, tangan Zhuo Fan berpendar, mengeluarkan selembar kertas putih yang dipenuhi coretan garis dan simbol rumit.
“Paman tenang saja. Tak ada satu batu pun di dalam manor yang luput dari pengamatan saat aku menggambar peta ini!”
Shangguan Feixiong merampas peta itu dengan sangat antusias, lalu mengeluarkan peta buatan Shangguan Qingyan untuk dibandingkan.
“Ha-ha-ha, memang jauh lebih rinci daripada punya Yan’er. Lima titik kosong itu juga sudah terisi detailnya. Tapi tempat apa sebenarnya kelima titik ini? Kenapa penjagaannya sangat ketat dan aksesnya dibatasi? Kau tahu, Yifan?”
“Mana mungkin aku tidak menyelidikinya? Kalau itu terjadi, berarti aku sedang mempertaruhkan nyawa saudara-saudara klan Shangguan!”
Zhuo Fan menjawab penuh percaya diri, lalu menunjuk peta dengan bangga.
“Paman, yang ini adalah gudang harta, tempat menyimpan semua kekayaan manor. Yang ini barak, tempat pergantian jaga dan juga gudang senjata, menyimpan harta iblis dan senjata spiritual. Nah, yang ini kamar pribadi Shangguan Feiyun, tempat ia menyimpan istri-istri, anak-anak, dan partner kultivasinya.
Benar-benar bajingan mesum, punya partner kultivasi sebanyak itu. Lalu aku kapan?”
Wajah Zhuo Fan langsung berubah hijau cemburu, seolah ingin segera menggantikan posisi Shangguan Feiyun sebagai “kultivator malam”.
Sayang ucapannya langsung terputus oleh satu tendangan keras di kakinya, membuatnya meringis.
Ia menoleh dan mendapati sepasang mata penuh api menatapnya tajam.
Shangguan Qingyan menggertakkan gigi,
“Kau itu ditugaskan menyelidiki manor, bukan harem orang! Sudah lupa punya istri di western lands sana, hah?”
“Yifan, kau kebangetan. Ini bukan saatnya memikirkan dual cultivation. Kita sedang menjalankan misi. Bersikaplah lebih serius!”
Shangguan Feixiong juga menatap kesal, walau tangannya tetap menepuk pelan bahu Zhuo Fan.
“Tapi memang, untuk melatih Soaring Sword Art milik klan Shangguan, kami terpaksa mengambil jalan dual cultivation demi membuang energi liar di tubuh. Nanti setelah kita kembali ke eastern lands, aku akan mengajarimu langsung teknik pamungkas ini. Jadi tak perlu terburu-buru sekarang.”
Zhuo Fan langsung tertarik.
[Pantas Shangguan Feiyun tidak terlihat seperti tukang main perempuan biasa. Rupanya itu bagian dari teknik kultivasinya.]
Ia sempat syok ketika dibawa ke kamar pribadi Shangguan Feiyun tempo hari. Dengan tujuh puluh dua selir, Sword King satu itu sudah seperti kaisar kecil.
Saat Zhuo Fan mengira ia akan “dibagi jatah”, ternyata ia hanya diajak “lihat-lihat” sebentar dan selesai.
[Untung aku bukan tukang mesum. Kalau tidak, pemandangan seperti itu pasti menghantui otak sampai lama…]
Sekarang ia mengerti: semua itu ada kaitannya dengan sifat ganas Soaring Sword Art. Tekniknya terlalu brutal untuk dilatih sembarang orang, dan energi liarnya harus dibuang, salah satu cara terbaiknya ya… dual cultivation.
Zhuo Fan mengangguk, dan para anggota klan Shangguan saling melempar senyum penuh pengertian.
Di tengah mereka, wajah Shangguan Qingyan justru menghitam.
“Hmmph! Guru mesum, muridnya juga mesum. Begitu, ya, cara seorang Kepala Klan bersikap? Di mana martabatnya?”
“Ehem, sudah sudah, benar, benar, kita kembali ke pokok pembahasan.”
Dengan senyum kikuk, Shangguan Feixiong menepuk kepala Zhuo Fan, seolah segala salah langsung dialihkan ke pemuda itu.
“Jangan kau bawa-bawa kami ke arah sana, bocah. Situasinya sangat genting, bisa merebut nyawa kapan saja. Jangan ganggu fokus kami. Sekarang, bagaimana dengan dua lokasi yang tersisa?”
Zhuo Fan memutar bola mata dalam hati.
[Kau menegakkan moral di tempat yang salah. Aku saja jarang dual cultivation, sementara kalian menjadikannya agenda harian atas nama ‘kultivasi’. Masih tega menudingku? Kira-kira berapa banyak gadis yang sudah kalian ‘korbankan’?]
Tentu saja, semua sumpah serapah itu hanya bergema dalam batinnya. Di luar, ia hanya mengangguk sopan dan memberi sedikit tatapan maklum pada “paman diskon” itu, sebelum melanjutkan penjelasan,
“Yang ini adalah ruang istirahat Shangguan Feiyun sendiri, penjagaannya sangat ketat. Sementara yang ini adalah tempat bernama Jade Falls, semacam surga kultivasi dengan spiritual qi yang sangat pekat. Di sinilah aku melihat sesuatu yang sangat mencolok: senjata ilahi kebanggaan eastern lands, Soaring Sword!”
[Soaring Sword ada di sana?]
Mata Shangguan Feixiong bergetar hebat, wajahnya dipenuhi sukacita. Ia menoleh dan melihat para ahli klan Shangguan juga terlihat sama bahagianya.
Serangan pertama mereka dulu gagal karena tidak mengetahui posisi Soaring Sword dan harus menghabiskan setengah jam mencari tanpa hasil. Kali ini berbeda, mereka punya titik tujuan yang jelas.
[Misi ini bisa berhasil!]
Semua orang tampak bersemangat. Wajah Shangguan Feixiong memerah karena terlalu gembira, sulit baginya untuk menenangkan diri…