“Apa?” Wu Randong ternganga.
Zhuo Fan menurunkan domainnya, lalu menunjuk ke arah bekas portal tadi sambil tersenyum,
“Second young master, sejak aku tiba di sini, aku menunggu di tempat ini terus, memantau semua pergerakan. Kalau yang muncul itu kakakmu atau kamu, artinya perusahaanmu lagi dalam kondisi gawat. Tapi kalau tiga hari tidak ada siapa pun yang datang… berarti perusahaanmu masih sekarat, belum dihabisin.”
Wu Randong menyipitkan mata.
“Aku menunggu gerakan Perdana Menteri Baili Jingwei.”
Mata Zhuo Fan berkilat penuh keyakinan.
“Begini—pedagang dan politisi itu sebenarnya sama saja. Keduanya mengejar keuntungan. Apalagi orang seperti Baili Jingwei yang memegang kendali kekaisaran: dia buang semua soal budi, rasa, dan dendam demi satu hal, persatuan lima wilayah. Kalau perusahaanmu kena bantai kali ini, itu bukan sekadar karena ‘kecelakaan’ dari demon spirit stone, tapi karena kalian sudah lewat masa pakai. Perusahaan yang terlalu besar dan tidak sepenuhnya patuh pada rencananya… cepat atau lambat akan dieliminasi demi target unifikasi.”
Wu Randong melongo, butuh waktu lama untuk mencerna,
“Tapi… koneksi kami ke semua wilayah itu membantu kekaisaran…”
“Benar. Dan cara dia mengorbankan bantuan sebesar itu begitu saja, menunjukkan bahwa kalian sama sekali tidak dianggap penting lagi.”
Zhuo Fan tersenyum samar,
“Bagaimana kalau kita pasang taruhan? Dalam beberapa hari ke depan, kekuatan Sword Star Empire akan meninggalkan wilayah pusat.”
“Maksudmu… mereka akan menyerbu wilayah lain?”
“Jelas. Kalau tidak mau perang, buat apa repot-repot memotong ‘perantara’? Selama ini perusahaanmu sangat berhati-hati agar tidak dianggap musuh. Pertanyaannya: kapan orang membunuh pihak yang bukan musuh? Jawabannya—kalau pihak itu menghalangi jalan mereka.”
Zhuo Fan tertawa pelan, matanya berkilau seperti bintang,
“Dalam perang lima wilayah nanti, jaringan perusahaanmu yang mencakup semua area justru jadi kelemahan kekaisaran. Jadi harus diputus. Tentu saja, pembantaian besar-besaran butuh alasan. Kebetulan, ada ‘kasus batu setan’ yang sempurna untuk dijadikan dalih. Kalau seseorang sudah berniat menjatuhkanmu, cepat atau lambat dia akan menemukan kesalahanmu. Bedanya, kali ini semua terjadi begitu mendadak, sehingga pihak sana juga kena hantam mendadak dan belum sempat merapikan semuanya. Cabang-cabangmu masih banyak yang selamat. Makanya tadi kubilang: kamu seharusnya berterima kasih. Aku cuma mempercepat prosesnya—cabut plesternya sekalian, ha-ha-ha…”
Wu Randong terdiam, akhirnya mulai melihat pola besarnya. Potongan-potongan kenyataan itu pelan-pelan menyatu di kepalanya.
“Berarti… sekarang aku harus menyelamatkan semua pedagang yang belum terbunuh…”
“Tepat,”
Zhuo Fan menyeringai.
“Akhirnya kamu nyambung juga.”
Wu Randong menatap sekeliling,
“Kita ini sebenarnya ada di mana? Dan bagaimana aku menghubungi semua cabang?”
“Ha-ha-ha, selama ini Ayahmu selalu menjauhkanmu dari bisnis dan kamu juga tidak pernah bertanya bagaimana perusahaan dijalankan, kan? Karena kamu keluar lewat jalur komersial, itu berarti tempat ini adalah salah satu pintu keluar jalur yang sama—cabangmu yang ada di perbatasan antara western lands dan wilayah pusat.”
Wu Randong mengangguk, lalu tampak kaget,
“Berarti… harus ada penjaga! Aku harus kirim kabar darurat ke semua cabang…”
“Tahan suaramu, telingaku masih berfungsi.”
Zhuo Fan mengibaskan tangan,
“Tidak akan ada yang datang. Demi ngobrol tenang denganmu, sudah kubuat semua orang pergi dulu. Tiga hari ini, cuma aku yang nunggu di sini.”
Wu Randong tercengang,
“Kenapa mereka mau nurut padamu?”
“Kalau perusahaanmu sudah menganggapku klien ‘paling berharga’, banyak hal yang bisa kulakukan.”
Zhuo Fan mengeluarkan sebuah kartu emas—simbol keanggotaan tertinggi Serene Shores Trading.
“Kakakmu yang memberikannya padaku. Sayang… sepertinya aku tidak akan bertemu dengannya lagi.”
Dada Wu Randong terasa sesak. Ia hanya bisa menghela napas, mengangguk pelan.
Baru ia hendak melangkah pergi, Zhuo Fan menghentikannya,
“Tunggu.”
“Ada apa?”
“Mau ke mana?”
“Mencari orang dan mengirim kabar.”
“Kabar apa?”
“Tentu saja, kabar untuk kabur,” ujar Wu Randong lugas.
Zhuo Fan tertawa ringan,
“Dengan satu pesan kabur massal yang ngambang begitu, kamu sendiri yang ngehancurin pondasi yang dibangun keluargamu selama ribuan tahun. Begitu mereka sembunyi dan bubar, semua struktur runtuh. Anggota tercerai-berai, sulit dikumpulkan lagi. Lalu bagaimana kau berniat menghidupkan perusahaan lagi? Apa kamu mau menghancurkan kerja keras Ayah dan Kakakmu hanya dengan satu kata? Atau sudah lupa janji yang kamu buat tiga hari lalu—soal mengambil alih perusahaan?”
Tubuh Wu Randong bergetar, masuk ke dalam renungan yang berat.
[Benar… selama ini aku kekanak-kanakan, keras kepala, pengin mengubah perusahaan sendirian. Sekarang Ayah dan Kakak tidak ada… kekuasaan justru jatuh padaku.]
Tapi seperti anak kecil, ia sama sekali tidak tahu harus apa.
Perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa lenyap di bawah kepemimpinannya. Kerja keras ayah dan kakaknya akan hancur di tangannya sendiri. Dengan hasil seperti itu, bagaimana ia bisa menatap mereka di alam baka nanti?
Wu Randong memegangi kepala, diliputi penyesalan.
[Kenapa dulu aku tidak mau belajar dari Ayah soal bisnis?]
“Kamu perlu mentor, seseorang yang bisa nunjukin arah.”
Wu Randong menoleh kaget. Zhuo Fan menatapnya datar.
Ia menghela napas,
“Para tetua dan sesepuh mungkin sudah gugur. Aku hampir tidak mengenal siapa pun di cabang-cabang lain. Dari mana aku bisa cari orang seperti itu…”
“Di sini.”
Wu Randong baru selesai bicara, Zhuo Fan sudah menjawab.
“Kau?”
“Bukan karena aku ingin menolongmu, tapi karena aku ingin bekerja sama.”
Tatapan Zhuo Fan tajam dan dingin,
“Kau memperlihatkan ambisi besar—ingin memimpin perusahaan dan mengubahnya. Aku hanya… mempermudah jalannya.”
“Kau menyebut itu mempermudah? Ayah dan Kakakku mati gara-gara kau. Aku tidak mau—”
“Wu Randong!”
Suara Zhuo Fan meledak seperti petir, menelan semua protesnya.
“Kau bukan anak kecil lagi. Kau paham kan, setiap perubahan besar datang dengan harga. Kau pikir perusahaan yang sudah berdiri ribuan tahun bisa kamu ubah cuma karena ‘kamu ingin’? Semua perubahan dalam sejarah… ditulis dengan darah. Begitu kau memutuskan mengubahnya, berarti kau menerima konsekuensinya. Kursi ketua itu bukan tempat main-main. Sekarang kau sudah duduk di sana—hadapi! Sudah terlambat untuk mundur. Pilihannya cuma dua: bawa perusahaan menuju visi barumu, atau biarkan hancur dan sia-siakan darah dan keringat ayah serta kakakmu.”
Mata Wu Randong bergetar. Ia akhirnya menghela napas panjang,
“Aku akan membuat perusahaan bangkit, tidak membiarkan jerih payah Ayah sia-sia. Tapi… kenapa harus bekerjasama denganmu? Kenapa setiap kali aku dekat denganmu, rasanya seperti lagi bikin kontrak sama iblis? Dingin di tulang, hati selalu waspada.”
“Ha-ha-ha, wajar. Instingmu sehat. Soalnya, aku memang iblis.”
Zhuo Fan tertawa pendek,
“Kalau orang lagi putus asa, biasanya mereka memohon pada dua pihak: dewa, atau iblis. Wajar kalau semua orang ingin memohon pada dewa. Tapi tahu nggak, kenapa sebagian orang justru memilih iblis?”
“Kenapa?”
“Dewa bisa melindungimu… tapi dengan syarat kau harus merelakan segalanya. Iblis? Iblis akan mengambil segalanya darimu… tapi sebagai gantinya, ia akan membantumu mencapai keinginan terdalammu.”
Senyum Zhuo Fan yang menyeramkan membuat Wu Randong merinding.
“Dan kondisimu sekarang… sudah sangat dekat dengan keputusasaan. Jadi, kau mau memohon pada siapa? Dewa, atau iblis?”
Wu Randong memejamkan mata sejenak, lalu membukanya lagi dengan tatapan mantap,
“Aku tidak bisa membiarkan kematian Ayah dan Kakak tidak berarti. Perusahaan tidak boleh runtuh. Aku tidak mau hidup biasa-biasa saja. Selama ini kami sudah mengorbankan banyak hal demi Sword Star Empire—dan balasannya adalah pembantaian. Aku akan pastikan Baili Jingwei dan Sword Star Empire membayar lunas.”
“Apakah kau bersedia memegang perusahaan… dan bekerja untukku?”
“Pertanyaannya, apakah kau mau—tidak, apakah kau sanggup—memberiku pembalasan? Musuh kita adalah Baili Jingwei dan seluruh Sword Star Empire!”
“Yang kubutuhkan hanya satu hal: waktu. Dan itu cukup,”
Jawab Zhuo Fan, matanya bersinar.
Wu Randong mengangguk pada tekadnya sendiri,
“Kalau begitu… hari ini aku akan membuat perjanjian dengan iblis. Tunjukkan padaku bagaimana kau akan membalaskan dendam ribuan orang dari perusahaan kami!”
“Kalau begitu, mari kita jabat tangan.”
Zhuo Fan mengulurkan tangan dengan senyum licik,
“Aku sudah bilang, kita akan bekerja sangat dekat. Tidak kusangka, secepat ini tercapai. Ha-ha-ha…”
Pak!
Wu Randong menggenggam tangan itu erat, matanya turut berkilat,
“Baik, Tuan. Lalu, apa langkah pertama?”
“Kau akan mengirim pesan ke semua cabang. Mulai hari ini, seluruh anggota Serene Shores Trading menghilang dari pandangan dunia. Nama ‘Serene Shores Trading’ akan lenyap dari permukaan. Ketika badai reda, kita akan muncul lagi—dengan wajah baru.”
Wu Randong berpikir sejenak, lalu mengangguk,
“Berarti untuk sekarang… kita telan saja semua ini. Lelaki sejati bisa menunggu sepuluh tahun untuk balas dendam.”
Sementara itu, di atas hamparan laut luas yang diselimuti kabut pekat, gelombang menggila menghantam tebing, menyatu dengan raungan bestial yang bergema dari dalam kabut.
Sepasang mata raksasa berkilat buas di balik kabut.
Seorang pria paruh baya berdiri di hadapan kabut itu, pakaiannya berkibar tertiup angin, pedang di tangannya memantulkan cahaya tajam. Ia berteriak sambil menerjang,
“Iblis laut! Terlalu lama kau merenggut nyawa rakyatku. Hari ini semuanya berakhir! Laut bukan milikmu seorang. Aku akan bertarung, dan jika aku menang, kau tidak akan menyentuh mereka lagi!”
Raungan menggema dari balik kabut tebal, diikuti tawa mengejek,
“Manusia Genesis Stage selevel cacing berani menantangku? Masuklah ke dalam domainku kalau berani, dan aku akan mengoyakmu sampai tidak bersisa! Ha-ha-ha…”
Bam!
Ledakan keras terdengar ketika pria itu menerjang masuk ke dalam kabut, memulai pertarungan brutal…
[Deal dengan iblis resmi teken. Randong dari anak kedua yang disepelekan, sekarang jadi pion (dan calon partner) utama rencana besar Zhuo Fan. Sementara itu, scene terakhir di laut jelas ngasih teaser arc baru—kayaknya bakal nyambung ke kekuatan besar di wilayah lain.]